REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebanyak 12 orang meninggal dunia di dalam dan sekitar bandara di Kabul sejak Taliban menguasai ibu kota pada Ahad (15/8) lalu. Hal itu dikonfirmasi oleh pejabat Taliban dan NATO, Kamis (19/8).
Masuknya Taliban ke Kabul dan istana kepresidenan memicu kepanikan di antara orang-orang di kota tersebut yang ingin meninggalkan Kabul. Banyak dari mereka yang memaksa menaiki pesawat yang sudah penuh.
Kematian tersebut disebabkan oleh tembakan, maupun terinjak-injak saat mereka panik ingin meninggalkan kota karena takut akan Taliban berkuasa. Pejabat Taliban mendesak orang-orang yang masih berkerumun di gerbang bandara untuk pulang jika mereka tidak memiliki hak hukum untuk bepergian.
"Kami tidak ingin melukai siapa pun di bandara," kata pejabat Taliban, yang menolak disebutkan namanya.
Laporan kematian juga terjadi pada pemrotes di kota lain di Afghanistan, Jalalabad. Tiga orang dilaporkan tewas selama protes anti-Taliban di kota Jalalabad, Afghanistan, pada Rabu (18/8). Menurut saksi mata, protes tersebut juga turut melukai puluhan orang setelah milisi Taliban menembaki pengunjuk rasa di kota tersebut.
Para saksi mata mengatakan, kematian pengunjuk rasa terjadi ketika penduduk setempat mencoba memasang bendera nasional Afghanistan di alun-alun Jalalabad, sekitar 150 kilometer dari ibu kota di jalan utama ke Pakistan. Rekaman video yang diambil oleh kantor berita lokal, Pajhwok Afghan News menunjukkan pengunjuk rasa di kota membawa bendera Afganistan melarikan diri dengan suara tembakan mengiringnya.
Taliban mulai menguasai kota-kota di seluruh Afghanistan sejak Mei lalu. Pergerakannya yang secepat kilat hingga menguasai ibu kota Afghanistan tidak disangka oleh mata dunia.
Taliban meyakinkan semua orang mereka telah berubah. Dalam beberapa hari terakhir Taliban telah bersumpah untuk tidak membalas dendam, menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam, memastikan kebebasan media, dan menawarkan amnesti bagi pejabat pemerintah di Afghanistan.
Namun demikian, di tengah ketakpastian ini, ribuan warga Afghanistan telah mencoba melarikan diri dalam beberapa hari terakhir dengan Taliban mengambil alih sisi sipil bandara internasional Kabul pada Selasa. Pada Rabu, ratusan orang berkumpul di luar bandara.