Kamis 19 Aug 2021 16:33 WIB

Yunani Berencana Deportasi Pengungsi Afghanistan ke Turki

Menteri Migrasi Yunani menyebut Turki adalah negara yang aman bagi warga Afghanistan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pengungsi kamp Moria tidur di pinggir jalan di pulau Lesbos, Yunani, 13 September 2020.
Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Pengungsi kamp Moria tidur di pinggir jalan di pulau Lesbos, Yunani, 13 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani melontarkan gagasan untuk mendeportasi migran Afghanistan ke Turki, pada Rabu (18/8). Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi mengatakan kepada penyiar lokal Skai TV, bahwa Turki adalah negara yang aman bagi warga Afghanistan, dan tidak ada negara yang bisa melaksanakan pemulangan para migran ke Afghanistan.

Terkait para pengungsi dari Afghanistan, dia mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Athena akan menghadapi gelombang pengungsi baru terutama dari Afghanistan. Menurutnya, tidak ada gambaran yang jelas tentang kondisi apa yang akan terjadi di Afghanistan dalam beberapa bulan mendatang.  

Baca Juga

"Prioritas pertama adalah kemanusiaan, kami sedang mendiskusikan pengangkutan beberapa keluarga, (orang-orang yang) menjadi penerjemah bagi tentara Yunani atau bekerja sama dengan kami dalam cara apa pun," katanya seperti dikutip laman Middle East Eye, Kamis (19/8).

Mitarachi juga menegaskan bahwa Yunani tidak akan lagi menjadi pintu gerbang untuk arus pengungsi yang tidak teratur. Negara tersebut kini sudah melindungi 40 ribu warga Afghanistan.

"Dua puluh ribu dari mereka meminta suaka dan 20 ribu diakui sebagai pengungsi," katanya.

Gagasan Yunani itu diambil beberapa jam setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, Pemerintah Turki akan memainkan peran yang sangat penting dalam mencegah penyeberangan migran ke Eropa. Sebab, kemungkinan akan ada banyak orang Afghanistan yang mencoba melewati Turki ke Eropa.

"Sudah ada migrasi Afghanistan selama tiga bulan terakhir. Mereka sedang dan akan datang ke Eropa melalui Iran, Irak atau Mediterania Timur. Ini menunjukkan bahwa kita perlu bekerja keras dengan negara-negara transit. Krisis kemanusiaan harus dicegah," tuturnya.

"Di sini, Turki akan memainkan peran yang sangat penting. Akan ada banyak orang yang akan mencoba melewati Turki, tetapi ini menyangkut masa depan, bukan saat ini," kata Borrell kepada penyiar radio publik milik negara Spanyol RNE.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement