Jumat 20 Aug 2021 03:46 WIB

Kementerian PUPR: Hampir 460 Ribu Stok Rumah MBR Siap Dijual

Hampir 460 ribu stok rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah siap dijual

Pembangunan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Foto: Dok BTN
Pembangunan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan terdapat hampir 460 ribu stok rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang siap dijual.

"Menurut data terakhir dari Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan atau PPDPP Kementerian PUPR, terdapat hampir 460 ribu stok rumah bagi MBR yang siap dijual," ujar Direktur Rumah Umum dan Komersial Ditjen Perumahan Kementerian PUPRFitrah Nur dalam seminar daring di Jakarta, Kamis (19/8)

Dia juga menambahkan pemerintah siap memberikan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) bagi pengembang yang mau membangun rumah bagi MBR.

"Bantuan PSU merupakan insentif bagi pengembang yang mau membangun rumah untuk MBR, di mana rumah yang dibangun itu adalah harga rumahnya telah ditetapkan oleh pemerintah dan bisa dibeli oleh masyarakat dengan subsidi dari pemerintah, seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," kata Fitrah Nur.

Apabila ada, lanjut dia, pengembang yang mau membangun maka pemerintah akan memberikan insentif berupa bantuan PSU paling banyak 30 persen dari rumah yang mereka bangun.

"Bantuan (PSU) ini sebetulnya cukup membantu," katanya.

Sebelumnya Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR menyebutkan per 10 Agustus 2021 telah menyalurkan dana FLPP sebanyak 72,02 persen dari target 157.500 unit pada 2021. Tercatat dari dashboard management control PPDPP, dana yang tersalurkan untuk FLPP per 10 Agustus sebanyak 113.438 unit atau senilai Rp12,37 triliun, sehingga total penyaluran periode 2010-2021 sebanyak 878.293 unit atau Rp67,96 triliun.

Penyalur tertinggi oleh BTN sebanyak 60.042 unit, menyusul BTN Syariah 14.004 unit, posisi ketiga dipegang BNI sebanyak 12.269 unit, dan BRI sebanyak 6.582 unit serta posisi kelima Bank BJB sebanyak 3.577 unit.

Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengatakan dari penyaluran ini diprediksi target pencapaian akan selesai Oktober mendatang sesuai kesepakatan antara PPDPP dan bank pelaksana FLPP.Rencananya akhir Agustus iniPPDPP akan mengadakan pertemuan dengan bank pelaksana terkait dengan evaluasi triwulan III 2021.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement