Kamis 19 Aug 2021 18:31 WIB

Presiden Afghanistan Bantah Curi Uang Saat Tinggalkan Kabul

Ghani dikritik keras oleh mantan menteri karena meninggalkan Afghanistan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Foto: EPA-EFE/JALIL REZAYEE
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menepis laporan bahwa dirinya membawa uang dalam jumlah besar saat meninggalkan istana kepresidenan di Kabul. Dia berbicara dari Uni Emirat Arab, tempat ia mencari perlindungan.

"Saya pergi hanya dengan rompi dan beberapa pakaian. Pembunuhan pribadi terhadap saya telah berlangsung, mengatakan bahwa saya telah membawa uang," kata Ghani pada Kamis (19/8) melalui akun Facebook resminya, dikutip laman Aljazirah.

Baca Juga

"Tuduhan itu adalah kebohongan yang tidak berdasar. Anda bahkan dapat bertanya kepada petugas bea cukai – mereka tidak berdasar," ujarnya menambahkan.

Presiden Ghani mengungkapkan alasan dirinya pergi berdasarkan saran dari pejabat pemerintahan, dan utamanya untuk mencegah pertimbahan darah. "Jika saya tetap tinggal, saya akan menyaksikan pertumpahan darah di Kabul," ujar Ghani.

"Kabul tidak boleh diubah menjadi Yaman atau Suriah lain karena perebutan kekuasaan, jadi saya terpaksa pergi," kata Ghani dalam komentar publik pertamanya sejak dikonfirmasi berada di UEA.

Ghani dikritik keras oleh mantan menteri karena meninggalkan Afghanistan tiba-tiba ketika pasukan Taliban memasuki Kabul pada Ahad (15/8). Keberadaan presiden tidak diketahui sampai Rabu. Banyak spekulasi bahwa ia telah melarikan diri ke Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman.

Sebelumnya, Uni Emirat Arab mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan kementerian bahwa negara Teluk itu menjamu Ghani dan keluarganya atas dasar kemanusiaan. Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan Mohammad Zahir Aghbar menuduh Ghani mencuri 169 juta dolar AS dari dana negara dan meminta polisi internasional untuk menangkapnya.

Duta Besar Mohammad Zahir Aghbar mengatakan pada konferensi pers Rabu (18/8) bahwa Ghani mencuri 169 juta dolar AS dari kas negara. Dia menyebut pelariannya adalah pengkhianatan terhadap negara dan bangsa.

Koresponden Aljazirah, James Bays melaporkan dari PBB mengatakan, tuduhan itu bergema di media sosial diantara anggota senior mantan kabinetnya dan orang-orang yang dekat dengannya, termasuk menteri pertahanannya Bismillah Khan. "Bismillah Khan ada di Twitter, dia berkata: ‘Mereka yang memperdagangkan atau menjual tanah air mereka harus dihukum dan ditangkap.’ Dia menambahkan tagar #InterpolArrestGhani," kata Bays.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement