Kamis 19 Aug 2021 18:23 WIB

Dampak Buruk Kekurangan Protein pada Kesehatan

Diet tinggi protein lebih mengenyangkan dibandingkan diet rendah protein.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria mengonsumsi protein kocok. Kekurangan protein dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Seorang pria mengonsumsi protein kocok. Kekurangan protein dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protein adalah salah satu dari tiga makronutrien. Jumlah harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa AS adalah 0,8 gram protein per kilogram berat badan sehari. Orang yang aktif membutuhkan lebih banyak protein untuk membantu pertumbuhan dan perbaikan otot.

Ahli diet, Alix Turoff, menganggap angka tersebut sebagai jumlah minimum. Menurut dia, penting untuk dicatat bahwa mencukupi tidak selalu berarti optimal. 

"Hanya saja, jumlah protein ini telah terbukti menjadi kebutuhan minimum untuk mencegah kekurangan protein," ujarnya seperti dilansir laman Insider, Kamis (19/8).

Sebuah studi tahun 2019 terhadap 11.680 peserta yang dilakukan Ohio State University menemukan, sepertiga orang dewasa AS di atas usia 50 tahun tidak makan protein yang cukup.

Jika Anda tidak mengonsumsi cukup protein, kesehatan Anda bisa terganggu, dan Anda mungkin juga merasa lebih sulit untuk mencapai tujuan kebugaran Anda. Berikut risiko yang harus diwaspadai: 

1. Otot tidak akan pulih dengan baik

Meskipun tidak bertujuan membentuk otot saat berolahraga, Anda tetap perlu mengonsumsi protein yang cukup. "Mendapatkan protein yang cukup merangsang sintesis protein otot, sangat penting untuk pergantian jaringan, membantu pemulihan, dan dapat membantu kita menjadi lebih kuat dan meningkatkan massa otot kita," kata Turoff. Latihan merobek serat otot, dan protein membantu memperbaikinya sehingga Anda bisa menjadi lebih kuat dan berlatih lagi.

2. Anda akan lebih lapar

Menurut Turoff, diet tinggi protein lebih mengenyangkan dibandingkan diet rendah protein, yang berarti Anda bisa makan lebih sedikit tanpa merasa lapar. "Makanan berprotein tinggi biasanya lebih tinggi volumenya dibandingkan sumber lemak atau karbohidrat yang berarti Anda bisa makan lebih banyak dengan jumlah kalori yang sama, yang selanjutnya meningkatkan tingkat rasa kenyang Anda," kata dia.

Turoff mengatakan, selain membuat Anda kenyang, protein memiliki efek termal makanan (TEF) yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat, ini berarti protein menggunakan lebih banyak energi untuk dicerna. Meskipun dampak hal tersebut pada kehilangan lemak tidak besar, namun itu cukup memainkan peran.

3. Lebih sulit kehilangan lemak dan menjaga otot

Penurunan berat badan adalah tujuan bersama, tetapi yang sebenarnya diinginkan banyak orang adalah kehilangan lemak dan pemeliharaan otot, sehingga mengubah komposisi tubuh.

Protein memainkan peran penting dalam mempertahankan otot saat defisit kalori. "Diet protein tinggi untuk menghilangkan lemak juga dapat menyebabkan lebih banyak kehilangan berat badan dari lemak daripada otot, yang mengarah ke komposisi tubuh yang lebih baik," kata Turoff.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement