Jumat 20 Aug 2021 01:50 WIB

Peneliti Buat Sistem Peringatan Diri Serangan Jantung

Deteksi dini serangan jantung bisa mencegah kematian.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Serangan Jantung
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Serangan Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Namun, jumlahnya dapat dikurangi dengan sistem peringatan dini yang lebih baik. Sebuah studi baru menguraikan sistem seperti itu, yaitu menggunakan nanopartikel yang membuat plak aterosklerotik memancarkan gelombang ultrasound.

Plak dapat menumpuk di arteri seseorang selama hidup mereka. Namun, yang berpotensi paling berbahaya disebut plak aterosklerotik. Penumpukan itu memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan masalah kesehatan mendadak, seperti serangan jantung atau stroke.

Baca Juga

Agak ironis, ketidakstabilan plak ini diyakini sebagian besar disebabkan oleh sel-sel kekebalan yang mencoba membersihkannya. Sel imun inflamasi yang disebut monosit merespons iritasi pada dinding arteri, kemudian berubah menjadi makrofag yang tugasnya "memakan" lipid yang mengganggu.

Penumpukan sel-sel ini dapat menyebabkan plak pecah, menyebabkan gumpalan yang dapat menghalangi aliran darah. Jadi untuk studi baru, para peneliti di Michigan State University menggunakan pengumpulan sel-sel kekebalan ini. Mereka menyoroti sel-sel kekebalan menggunakan nanopartikel yang terbuat dari karbon nanotube.

“Kekuatan teknik baru kami terletak pada selektivitasnya,” kata penulis studi tersebut, Bryan Smith dilansir New Atlas, Kamis (19/8).

Jika melihat pembuluh darah normal versus pembuluh darah dengan plak, ternyata ada lebih banyak makrofag dan monosit di pembuluh darah dengan plak. Metode itu benar-benar melihat monosit dan makrofag. Hampir tidak ada jenis sel lain yang menggunakan nanopartikel.

Setelah sel-sel kekebalan mengambil nanopartikel, tim dapat menyorotkan sinar laser ke arteri untuk mencarinya. Nanopartikel merespons cahaya dengan memancarkan gelombang ultrasound, yang kemudian dapat diambil transduser, mengingatkan para ilmuwan akan keberadaan plak.

“Kami menyinari cahaya ke dalam arteri tempat kami mengirimkan jenis partikel tertentu yang dapat menyerap cahaya itu,” ujar Smith.

Tim menguji ide tersebut pada tikus, dan menemukan bahwa nanopartikel memungkinkan tim mengidentifikasi plak enam kali lebih baik daripada kelompok kontrol. Idealnya, ini bisa mengarah pada cara baru untuk mendiagnosis plak sebelum memicu serangan jantung atau stroke, memberi dokter lebih banyak waktu untuk campur tangan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement