REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbuatan riya adalah perilaku tercela yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sifat riya harus dihindari oleh umat Islam.
Orang yang riya hanya akan mengajarkan amal ketika mendapat pujian dari seseorang. Khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin, Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengungkapkan setidaknya ada tiga kriteria atau ciri orang-orang yang riya.
Dikutip dari buku terbitan TuROS yang berjudul Menjalin Ikatan Cinta Allah Swt, Sayyidina Ali berkata, “Tukang riya dan pamer itu mempunyai tiga kriteria. Malas ketika sedang sendiri dan rajin saat berada di tengah banyak orang, rajin beramal bila dipuji dan berkurang amalnya jika dicela.”
Kebalikan dari sifat riya adalah sifat ikhlas. Jika riya berarti melakukan sesuatu dengan pamrih dan mengharapkan adanya balasan, sifat ikhlas adalah melakukan sesuatu tanpa pamrih dan hanya mengharapkan balasan dan ridha Allah Swt.
Abu Ya’kub al-Makruf berkata, “Seorang yang ikhlas adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana dia menyembunyikan keburukan-keburukannya.”
Sementara itu, Hasan Bashri (642-728 M) bercerita bahwa seseorang tengah dipuji di sisi Rasulullah Saw. Lalu beliau berkata,
قطعتم ظهره لو سمعها ما أفلح بعدها
“Kalian telah menimpakan beban berat pada punggungnya (membuat dia celaka). Dia tidak lagi beruntung seumpama mendengar pujian tadi.”