Jumat 20 Aug 2021 08:25 WIB

Taliban Minta Khutbah Jumat Bahas Persatuan Afghanistan

Taliban meminta semua imam untuk membujuk orang agar tidak meninggalkan Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Milisi Taliban mengibarkan bendera mereka saat berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat
Foto: AP/Rahmat Gul
Milisi Taliban mengibarkan bendera mereka saat berpatroli di Kabul, Afghanistan, Kamis, 19 Agustus 2021. Taliban merayakan Hari Kemerdekaan Afghanistan pada hari Kamis dengan menyatakan mereka mengalahkan Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban meminta para imam di Afghanistan untuk mendesak persatuan ketika mereka mengadakan sholat Jumat. Hal itu dilakukan saat protes terhadap Taliban menyebar ke lebih banyak kota termasuk ibu kota Kabul pada Kamis (19/8).

Taliban mendesak persatuan menjelang sholat Jumat pertama usai mereka menaklukkan Kabul. Kelompok itu meminta semua imam untuk membujuk orang agar tidak meninggalkan Afghanistan.

Baca Juga

Sejak merebut Kabul pada Ahad (15/8), Taliban telah menampilkan wajah yang lebih moderat. Mereka mengatakan menginginkan perdamaian, tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama, dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Tapi, beberapa orang tewas ketika Taliban menembaki kerumunan di kota timur Asadabad. Saksi mata melaporkan tembakan di dekat rapat umum di Kabul, tetapi tampaknya itu adalah tembakan Taliban ke udara.

Pada momen Afghanistan merayakan kemerdekaannya dari kendali Inggris pada 1919, sebuah video media sosial menunjukkan kerumunan pria dan perempuan di Kabul mengibarkan bendera nasional hitam, merah, dan hijau. "Bendera kami, identitas kami," teriak mereka.

Pada beberapa protes di tempat lain, media melaporkan orang-orang merobek bendera putih Taliban. Protes berkobar di kota Jalalabad dan di provinsi Paktia, juga di timur, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Taliban dalam memerintah.

Baca juga : Taliban Ketuki Satu per Satu Rumah Warga, Ini yang Dilakukan

"Ratusan orang turun ke jalan. Awalnya saya takut dan tidak mau pergi tapi ketika melihat salah satu tetangga saya ikut, saya copot bendera yang saya punya di rumah," kata saksi mata Mohammed Salim.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement