Jumat 20 Aug 2021 11:15 WIB

Negara Perbatasan Afghanistan Khawatir Banjir Pengungsi

Terdapat tiga negara Asia Tengah berbagi perbatasan dengan Afghanistan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera Pakistan dan Taliban berkibar di sisi masing-masing sementara orang-orang berjalan melalui penghalang keamanan untuk melintasi perbatasan di titik penyeberangan perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, di Chaman, Pakistan, Rabu, 18 Agustus 2021
Foto: AP/Jafar Khan
Bendera Pakistan dan Taliban berkibar di sisi masing-masing sementara orang-orang berjalan melalui penghalang keamanan untuk melintasi perbatasan di titik penyeberangan perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, di Chaman, Pakistan, Rabu, 18 Agustus 2021

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para pejabat dan badan keamanan di Uzbekistan dan empat negara bekas Uni Soviet lainnya di Asia Tengah khawatir. Kekhawatiran paling mendesak adalah banjir pengungsi Afghanistan.

Terdapat tiga negara Asia Tengah berbagi perbatasan dengan Afghanistan, yaitu, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Ketiganya meningkatkan keamanan, mengadakan latihan militer, dan memindahkan lebih banyak prajurit dan persenjataan ke perbatasan.

Baca Juga

Uzbekistan memiliki panjang 150 kilometer dan penyeberangan utama melintasi Sungai Amu Darya adalah Jembatan Persahabatan buatan Soviet yang selama beberapa dekade menjadi pusat transportasi utama. Sejauh ini, lebih dari seribu pengungsi, termasuk tentara, telah diizinkan masuk sejak jatuhnya Kabul dan kota utara Mazar-i-Sharif yang terletak hanya 80 kilometer dari perbatasan.

Jaksa Uzbekistan mengatakan pada awal pekan bahwa dua lusin pesawat dan helikopter Afghanistan yang membawa ratusan prajurit menyeberang secara ilegal. Setidaknya satu pesawat bertabrakan dengan jet tempur Mig-29 Uzbekistan.

Menurut laporan media Uzbekistan dan Rusia, ratusan pengungsi menyeberangi sungai, ratusan lainnya memasuki Uzbekistan melalui jembatan, dan beberapa terbang masuk. Beberapa warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, ditempatkan di tenda-tenda di padang rumput yang terbakar matahari antara Jembatan Persahabatan dan kota Termez.

Sedangkan ratusan lainnya, termasuk tentara yang setia kepada Presiden Ashraf Ghani yang diasingkan, diketahui terkonsentrasi di dekat Jembatan Persahabatan.

Situasi perbatasan di Turkmenistan dan Tajikistan bahkan lebih kabur. Turkmenistan tidak pernah berselisih dengan Taliban dan ratusan dari mereka sering mengunjungi negara yang kaya sumber daya itu untuk membeli bahan bakar dan menikmati gaya hidup sekuler sejak akhir 1990-an.

Tapi, setelah Taliban merebut pos pemeriksaan perbatasan di wilayah Mary selatan dan dilaporkan membunuh 18 prajurit pada awal Juli, kondisi berubah. Ashgabat mengumpulkan artileri berat di sepanjang perbatasan yang kurang terlindungi yang membentang 800 kilometer melintasi padang pasir.

Tajikistan memperkuat keamanan di perbatasan Afghanistannya membentang hampir 1.400 kilometer melintasi Pegunungan Pamir. Negara itu menyiapkan 100.000 tentara, 130.000 tentara cadangan, dan prajurit Rusia yang ditempatkan di sana.

Kirgistan yang bertetangga mengatakan akan mengeluarkan 500 visa pelajar untuk pemuda Afghanistan. Hanya Tajikistan yang mengatakan pada akhir Juli bahwa mereka siap untuk menampung hingga 100.000 pengungsi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement