REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis menegaskan komitmen negaranya untuk "stabilitas dan keamanan" Afghanistan dan mengatakan Ankara dapat mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan yang terbentuk.
"Jika perlu kami akan bertemu dengan pemerintah yang dibentuk oleh Taliban, dan membahas agenda bersama kami," kata Erdogan setelah pertemuan kabinet selama lima jam di kompleks kepresidenan di ibu kota Ankara.
Taliban menguasai Kabul pada Minggu, memaksa Presiden Ashraf Ghani dan pejabat tinggi pemerintah lainnya meninggalkan negara itu. Erdogan menepis klaim dari kubu oposisi bahwa negaranya menampung 1,5 juta pengungsi Afghanistan.
"Turki tidak memiliki tugas, tanggung jawab, atau kewajiban untuk menjadi gudang pengungsi Eropa," ujar dia.
Beralih ke program vaksinasi virus korona yang sedang berlangsung di Turki, Erdogan mengatakan guru dan personel sekolah akan diminta tes PCR negatif setidaknya dua kali seminggu setelah dimulainya sekolah tatap muka pada 6 September.
"Kami akan meminta mahasiswa dan staf universitas kami yang tidak disuntuk vaksin untuk mengambil tes PCR secara teratur," tutur dia.
Baca juga : Merasa Terombang Ambing Hingga Fokus pada Islam
Acara umum seperti konser, teater, dan bioskop memerlukan tes PCR negatif untuk mengekang penyebaran virus. “Perjalanan pesawat dan bus antarkota juga akan membutuhkan tes PCR,” ungkap Erdogan.