Jumat 20 Aug 2021 13:16 WIB

Industri Global Bakal Pangkas Produksi Mobil Hingga 7,1 Juta

Pemangkasan produksi mobil ini akibat dari kurangnya ketersediaan chip semikonduktor.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pabrik mobil di AS
Foto: VOA
Pabrik mobil di AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat kekurangan semikonduktor, industri otomotif akan memangkas produksi mobil di seluruh dunia sebanyak 7,1 juta kendaraan pada tahun ini. Tak hanya itu, gangguan pasokan terkait pandemi juga akan melumpuhkan industri otomotif dunia hingga tahun depan.

Hal itu disampaikan IHS Markit dalam sebuah keterangan pada Kamis (19/8). Mereka menjelaskan, kurangnya chip tidak akan stabil sampai kuartal kedua tahun depan, dengan pemulihan datang pada paruh kedua.

IHS Markit melanjutkan, prospek suram merupakan bukti lebih lanjut kalau krisis chip masih jauh dari selesai. Diperkiraan perusahaan riset tidak termasuk pemotongan terbaru dari Toyota Motor Corp, yang berencana menghentikan sementara produksi di 14 pabrik bulan depan dan memangkas produksi 40 persen.

“Situasinya masih penuh dengan tantangan,” ujar analis IHS Mark Fulthorpe dan Phil Amsrud dalam laporannya, seperti dilansir Bloomberg pada Jumat (20/8). 

Keduanya juga melihat volatilitas tambahan karena tindakan penguncian Covid-19 di Malaysia banyak operasi pengepakan dan pengujian chip back-end dilakukan. Dijelaskan, tingkat vaksinasi yang rendah dan meningkatnya tingkat infeksi di Asia Tenggara mendorong penutupan pabrik yang merakit semua jenis semikonduktor. 

Ford Motor Co mengatakan pada Rabu lalu, pihaknya akan menghentikan pabrik pickup F-150 di dekat Kansas City, Missouri pada pekan depan. Alasannya karena kekurangan suku cadang terkait semikonduktor sebagai akibat dari pandemi Covid-19 di Malaysia.

Toyota yang telah menimbun chip dan sebelumnya mengalami lebih sedikit gangguan, mengutip wabah virus varian delta di Asia guna pengurangan produksinya pada September. “Terutama di Asia Tenggara, penyebaran Covid dan penguncian berdampak pada pemasok lokal kami,” kata Chief Officer Toyota Purchasing Group Kazunari Kumakura.

IHS Markit melihat krisis chip mengurangi produksi mobil global sebesar 6,3 juta menjadi 7,1 juta kendaraan tahun ini, tidak termasuk pemotongan Toyota. Pada kuartal ketiga saja, sebanyak 2,1 juta unit bisa hilang karena kekurangan chip.

"Kuartal kedua 2022 mungkin menjadi titik kita mencari stabilisasi pasokan. Melalui upaya pemulihan sekarang hanya dimulai dari paruh kedua 2022," tutur IHS Markit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement