Jumat 20 Aug 2021 14:32 WIB

Ekonom Sarankan Perbaiki Regulasi Impor Seiring Digitalisasi

Mudahnya impor barang dari suatu platform akan menghambat produk lokal.

Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).
Foto: bea cukai
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani menyarankan agar pemerintah bisa memperbaiki regulasi impor seiring maraknya digitalisasi saat ini."Orang sekarang bisa beli secara digital hanya satu barang saja bisa impor dari Amerika Serikat, bisa impor dari Eropa," kata Aviliani dalam Webinar Outlook Perekonomian Global dan Indonesia di Jakarta, Jumat (20/8).

Menurut dia, mudahnya impor barang dari suatu platform akan menghambat pabrik dalam negeri untuk meningkatkan produksi karena permintaan yang minim terhadap produk dalam negeri. Maka dari itu, peningkatan impor, kata Aviliani, perlu diperhatikan apakah terjadi karena maraknya impor barang konsumsi atau barang modal dan bahan baku untuk ekspansi pabrik di Tanah Air.

Sementara dari sisi ekspor, tidak ada masalah yang signifikan selama ini, namun peningkatan ekspor cenderung terjadi karena permintaan global yang sudah mulai membaik dan harga komoditas yang meningkat."Permintaan sudah mulai bagus dari China sampai dengan Amerika Serikat," ucap Aviliani.

Kendati demikian, ia mengusulkan agar pemerintah bisa mulai mencari arah baru dalam industri berbasis nilai tambah dan meningkatkan daya dukung ekonomi kreatif untuk menggenjot ekspor ke depannya.Seluruh upaya memperbaiki impor dan ekspor tersebut pada akhirnya akan menjaga cadangan devisa, nilai tukar rupiah, dan mencapai kemandirian ekonomi agar Indonesia tidak lagi bergantung kepada modal asing.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement