Jumat 20 Aug 2021 14:39 WIB

Strategi BSI dalam Memulihkan Perekonomian Nasional

Setiap stakeholder dalam ekosistem ekonomi syariah di Indonesia saling terkoneksi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Jakarta. ilustrasi
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk berkomitmen menjadi energi baru dan berkontribusi lebih dalam pemulihan ekonomi nasional. Hal ini dengan melakukan sinergi kepada seluruh stakeholder untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi nasional.

Wakil Direktur Utama 2 BSI, Abdullah Firman Wibowo menyampaikan sinergi ini dilakukan dengan menggandeng seluruh stakeholder diantaranya masyarakat, pemerintah, regulator, organisasi kemasyarakatan islam, perguruan tinggi dan asosiasi. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi akan membuat kerja keras dalam membangun Indonesia menjadi lebih ringan dan lebih berwarna.

"Untuk menciptakan dan mengembangkan ekosistem perbankan dan keuangan syariah yang terbuka, modern, inklusif, serta memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat dan perekonomian nasional diperlukan sinergi dengan seluruh stakeholder," katanya dalam Workshop Perbankan Syariah Bersama Media Nasional (20/8).

Penguatan rantai nilai halal dan industri keuangan syariah, diharapkan dapat tercipta ekosistem syariah yang komprehensif baik yang berdampak di Indonesia maupun secara global. Sementara itu, Chief Economy BSI Banjaran Indrastomo menyebutkan bahwa setiap stakeholder dalam ekosistem ekonomi syariah di Indonesia harus saling terkoneksi.

Karena dengan koneksi tersebut, maka ruang gerak ekonomi dan perbankan syariah di Indonesia akan lebih besar dan lebih lincah. Banjaran mengatakan banyak ruang untuk bank syariah terus berkembang tidak hanya dari kebutuhan pasar, tapi juga dari ekosistem yang terintegrasi.

"Memang perbankan syariah ini menarik, tidak hanya connect dengan sektor komersial tapi juga connect dengan sektor sosial," katanya.

Apabila sinergi tersebut dilakukan maka bisa diperkirakan perbankan syariah di Indonesia bisa tumbuh enam kali lipat, dengan catatan penetrasinya harus seperti di Malaysia. Sementara jika tingkat penetrasinya seperti di Uni Emirat Arab pertumbuhannya bisa naik tiga kali lipat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement