Cuaca Mendukung, Hasil Panen Kopi Temanggung Meningkat
Red: Yusuf Assidiq
Petani memanen kopi Robusta di perladangan Desa Mentisari, Candiroto, Temanggung, Jateng, Senin (9/8/2021). Hasil panen kopi Robusta pada puncak musim panen Juli - Agustus tahun ini meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya dengan harga jual berkisar Rp5.000 - Rp6.500 per kilogram biji basah. | Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN
REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Produktivitas tanaman kopi jenis robusta di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meningkat pada panen 2021 dibanding 2020. Petani warga Gemawang, Daryono, mengatakan peningkatan produksi kopi tahun ini didukung oleh cuaca yang bagus saat masa pembuahan cuaca sangat mendukung.
"Saat berbunga cuaca cukup mendukung, yakni tidak ada hujan dan angin juga tidak terlalu kencang sehingga bunga kopinya banyak yang menjadi buah," katanya, Jumat (20/8).
Ia menuturkan hasil panen kopi di kebunnya tahun ini diperkirakan naik 20 hingga 25 persen dari panen tahun lalu. Saat ini panen masih berlangsung dan sebagian buah kopi masih di pohon.
Dari sekitar 300 tanaman kopi miliknya tahun lalu menghasilkan dua ton kopi merah basah, tahun ini diperkirakan naik menjadi 2,4 hingga 2,5 ton. "Saat ini panen belum selesai, tapi kopi yang sudah dipetik sekitar 1,9 ton," ujar dia.
Petani lain warga Kandangan, Saryono mengatakan, harga jual kopi merah basah antara Rp 5.000 hingga Rp 6.500 per kilogram, tergantung pada kualitas kopi.
"Kopi petik merah yang benar-benar matang bisa mencapai Rp 6.500 per kg, kalau ada campuran kopi yang masih hijau tentu harganya lebih murah," katanya.
Menurutnya untuk mendapatkan kopi merah petani memang harus benar-benar sabar dan teliti saat panen di kebun. Ia menyampaikan dengan petik merah kualitas kopi akan semakin bagus, selain itu rendemen kopi juga lebih baik.
"Kopi petik merah lebih berisi, kalau biasanya empat kilogram kopi basah menjadi satu kg biji kopi kering, tetapi kalau dipetik merah matang 3,5 kilogram bisa menjadi satu kg biji kopi kering," jelasnya.