REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam Presiden Afghanistan Ashraf Ghani atas keputusan untuk meninggalkan hegaranya. Tindakan itu seperti membiarkan rakyat menghadapi kekacauan seorang diri, setelah Taliban berhasil mengambil alih pemerintahan, menguasai Ibu Kota Kabul.
Sebelumnya, terdapat sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa Ghani lari dari Afghanistan pada 15 Agustus dengan membawa empat mobil dan sebuah helikopter. Tak hanya itu, ia juga dituding mencuri uang dari kas negara sebesar 169 juta dolar AS. Ghani telah membantah laporan tersebut.
Menurut Trump, sejak awal Ghani tidak memiliki komitmen untuk memulihkan Afghanistan. Miliarder itu juga menyebutkan bahwa pemimpin negara Asia Selatan ini terus mencoba mengelabui para senator di AS untuk membantu pemerintahannya.
“Terus terang saya pikir Ghani benar-benar ‘sampah’. Ia menghabiskan seluruh waktunya untuk memenangkan dan memakan para senator kami,” ujar Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News, seperti dilansir Hindustan Times pada Jumat (20/8).
Trump mengatakan Ghani telah berulang kali lolos dari berbagai upaya pembunuhan yang ditujukan kepadanya. Ia juga menyebut bahwa kemungkinan pemimpin pemerintahan Republik Islam ini meninggalkan Kabul pada 15 Agustus dengan membawa uang tunai yang sangat banyak.
Sementara itu, Ghani yang saat ini berada di Uni Emirat Arab (UEA) bersama dengan keluarganya mengatakan sedang dalam pembicaraan untuk kembali ke Afghanistan. Dalam sebuah pernyataan, ia menyebut terpaksa pergi meninggalkan negaranya hanya dengan perlengkapan seadanya dalam upaya menghindari pertumpahan darah.
Ghani telah membantah tuduhan melarikan diri dari Kabul dengan koper penuh uang. Ia menyebut bahwa seluruh tuduhan yang dialamatkan kepadanya tidaklah berdasar. “Jangan percaya siapapun yang memberitahu bahwa saya melarikan diri untuk keuntungan sendiri dan menyelamatkan hidup saya sendiri,” jelas Ghani dalam sebuah pernyataan yang dibagikan melalui video.