Jumat 20 Aug 2021 22:22 WIB

Pakar Ingatkan RI tidak Campuri Urusan Internal Afghanistan

Untuk saat ini, Indonesia dinilai lebih baik tak bersikap terlebih dulu.

Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana saat menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Legislasi di Media Center, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana saat menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Legislasi di Media Center, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Pakar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia Prof Hikmahanto Juwana mengingatkan Pemerintah Indonesia agar tidak mencampuri urusan internal yang sedang terjadi suatu negara, termasuk Afganistan. Lebih baik Indonesia tak bersikap terlebih dulu.

"Menurut saya, sebaiknya pemerintah tidak dulu bersikap," kata Hikmahanto saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Saat ini, langkah yang paling tepat dilakukan Pemerintah Indonesia adalah membiarkan dulu proses politik di Afganistan hingga muncul pemimpin di negara yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah tersebut.  Selain itu, Indonesia juga harus menunggu sikap dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) karena saat ini Dewan Keamanan PBB juga sedang melakukan sidang membahas situasi di Afganistan.

Apalagi, semua pihak juga belum bisa mengetahui siapa yang akan menjadi pemimpin di Pemerintahan Afganistan. Sebagaimana diketahui, Mullah Abdul Ghani Baradar yang merupakan pendiri kelompok Taliban sudah berada di negara itu.

Sementara, Presiden Afganistan Ashraf Ghani saat ini mengasingkan diri ke Uni Emirat Arab (UEA).Oleh karena itu, ia mengingatkan jangan sampai Pemerintah Indonesia dicap sebagai negara yang mencampuri urusan negara lain.

"Kita tidak ingin turut campur masalah dalam negeri di Afganistan," kata Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani tersebut.

Terkait langkah pemerintah yang berhasil mengevakuasi 26 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Afganistan, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia tersebut memberikan apresiasi.Menurut dia, upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia merupakan bentuk kehadiran dan tanggung jawab negara kepada warganya di suatu negara yang situasinya tidak menentu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement