REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan merajut kebinekaan dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. "Mengajarkan kesetaraan, kemanusiaan dan keharmonisan harus dimulai dari level keluarga, baru di lingkungan sekitar dan terus semakin dibesarkan," kata Said dalam webinar dengan tema "Langkah Nyata Merajut Kebinekaan" secara daring, Jumat (20/8).
Said meminta kepada semua umat beragama terus bekerja sama, memperkuat pemahaman, saling melakukan pendekatan satu dengan yang lain. "Bukan hanya ketika krisis. Jangan ketika hanya ada masalah baru bertemu," kata Said.
Said meminta komunikasi dilakukan jauh diluar sebelum adanya persoalan atau kasus. Seharusnya, kita bisa bertemu dan berbaur di segala bidang untuk membangun kebersamaan dan persaudaraan.
Dia mencontohkan kebersamaan dibagun di bidang kesehatan, pendidikan, pelatihan bersama hingga persoalan kebersihan lingkungan. Said yang juga anggota dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut mengatakan faktor kemiskinan, kebodohan dan ketidakdilan menjadi pintu masuk paham radikalisme, ekstremisme hingga terorisme.
"Kalau betul-betul paham agama, Islam itu jauh dari cari maki dan menyakiti orang lain," ujar Said.
Said menjelaskan dalam kitab suci Alquran sudah ditegaskan untuk jangan sekali-kali mencaci maki orang-orang yang tidak menyembah Allah SWT. Karena demikianlah telah diciptakan setiap umat atau kelompok yang mempunyai kebanggaan mereka masing-masing.
"Kita tidak boleh meremehkan dan jangan mencaci maki, sebaiknya kita hormati mereka," kata Said.