Jumat 20 Aug 2021 23:33 WIB

Kemendikbud Apresiasi Sistem Penilaian Guru Global Sevilla

Guru adalah katalisator untuk membentuk karakter siswa

Sejumlah siswa menggunakan laptop mencari bahan pelajaran melalui internet fasilitas sekolah di SMP N 4 Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (19/8/2021). Pihak sekolah memfasilitasi perangkat laptop dan sinyal internet melalui jaringan tanpa kabel atau wifi bagi siswa di sekolah untuk belajar dan mencari bahan pelajaran melalui daring sebagai pendukung kegiatan belajar siswa di daerah pelosok yang minim fasilitas dan jaringan internet saat pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah siswa menggunakan laptop mencari bahan pelajaran melalui internet fasilitas sekolah di SMP N 4 Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (19/8/2021). Pihak sekolah memfasilitasi perangkat laptop dan sinyal internet melalui jaringan tanpa kabel atau wifi bagi siswa di sekolah untuk belajar dan mencari bahan pelajaran melalui daring sebagai pendukung kegiatan belajar siswa di daerah pelosok yang minim fasilitas dan jaringan internet saat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Kebijakan Ahli Madya, Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Susanti Sufyadi memberi apresiasi pada sistem penilaian (assessment) tenaga pendidik di Global Sevilla.

“Hal yang paling saya apresiasi dari Global Sevilla adalah bagaimana hasil asesmen ini digunakan untuk refleksi para pendidik,” kata Susanti Sufyadi dalam workshop Implementasi Skala Mikro Indeks Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dengan Global Sevilla yang diselenggarakan secara daring, Jumat.

Salah satu poin yang menuai pujian dari Susanti adalah, sekolah, yang dalam hal ini Global Sevilla, menggunakan hasil asesmen tenaga pengajar untuk merancang program pengembangan yang berkelanjutan.

Menurut dia, hal tersebut merupakan contoh terbaik yang penting untuk diteladani oleh sekolah-sekolah lain dalam rangka meningkatkan performa sekolah, tidak hanya tenaga pengajar, dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik.

“Ini yang kami harapkan dari setiap asesmen yang dilakukan,” tutur Susanti.

Ia juga mengapresiasi perancangan instrumen-instrumen sederhana yang digunakan secara efektif dalam melakukan penilaian terhadap tenaga pengajar. Bagi Susanti, Global Sevilla telah memberi teladan terkait bagaimana sistem penilaian disusun, dilangsungkan, dan diimplementasikan.

“Tujuan (asesmen) bukan hanya untuk menilai, tetapi juga untuk memberi refleksi dan menunjang perkembangan berkelanjutan,” kata dia.

Berdasarkan paparan materi yang diberikan oleh Andika Rajasa selaku perwakilan dari Global Sevilla, sebelum melakukan asesmen, Global Sevilla mendefinisikan nilai-nilai yang menjadi indikator melalui empat proses.

Proses pertama, Global Sevilla berangkat dari Founder Value atau nilai-nilai dasar dari berdirinya Global Sevilla, yakni giving, compassion, dan self-control.

Ketiga nilai tersebut kemudian diturunkan melalui mentalitas dasar, lalu diturunkan lagi menjadi enam perilaku kunci (key behavior), dan yang terakhir adalah diturunkan menjadi perilaku dalam kebiasaan sehari-hari (daily behavior).

Daily behavior ini yang bisa kami lihat, amati, dan ukur,” kata Andika Rajasa.

Bagi Andika, nilai-nilai tersebut penting untuk diimplementasikan oleh seorang guru dalam berperilaku, baik ketika mengajar, berinteraksi dengan sesama guru, maupun ketika berinteraksi dengan orang tua siswa. Hal tersebut dikarenakan guru memiliki tanggung jawab sebagai penanam nilai-nilai karakter, bukan hanya sebagai pemberi materi berdasarkan bahan ajar masing-masing.

Adapun proses penilaian yang dilakukan juga melewati empat tahap, yakni penentuan Daftar Penilai dan Dinilai (DPD), kemudian verifikasi DPD, penentuan media, dan yang terakhir adalah pelaksanaan dan proses penilaian.

“Proses value assessment ini kami integrasikan dengan pengembangan organisasi,” kata Andika.

 Ia meyakini, kombinasi performa seorang guru sebagai tenaga pengajar juga sebagai pendidik karakter dapat menciptakan guru yang tidak hanya berfokus pada menjelaskan materi, tetapi juga melakukan pendekatan dengan nilai-nilai yang berlaku di Global Sevilla.

 Andika memaparkan, Global Sevilla mempercayai guru memiliki pengaruh amat  besar untuk mengubah perilaku siswa. Guru adalah katalisator terbaik untuk membentuk karakter siswa. Karena itu, menghasilkan guru yang baik tidak melulu harus fokus pada kinerja tapi juga membentuk karakter guru itu sendiri. 

Ia misalkan, pada umumnya guru akan dinilai dari seberapa baik nilai muridnya. Dengan sistem internal Global Sevilla, penilaian tidak hanya siswa bisa mendapat nilai bagus. Tapi juga, yang paling konkrit adalah, guru harus menanamkan mengapa siswa tersebut harus mendapat nilai bagus. 

Selain itu, lanjut dia, bagi guru amat penting misalnya bisa mengubah nilai siswa dari D menjadi B. Pendekatan guru ke siswa yang kemudian bisa menjadikan siswa tersebut meraih nilai lebih baik dari yang sebelumnya, sangat dihargai. Jadi guru juga harus memerhatikan tidak hanya murid murid yang memiliki kemampuan bagus, tapi juga murid yang kurang mampu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement