Sabtu 21 Aug 2021 14:58 WIB

Bertambah, Pasien Sembuh dari Covid-19 di Babel Jadi 37.522

Warga Babel yang masih menjalani isolasi berkurang jadi 5.093 orang

Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada seorang warga yang baru tiba di Terminal Kedatangan Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung. Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan pasien Covid-19 sembuh kembali bertambah 581 orang, sehingga total yang sembuh menjadi 37.522 jiwa.
Foto: Anindira Kintara/ANTARA FOTO
Petugas kesehatan melakukan tes cepat antigen kepada seorang warga yang baru tiba di Terminal Kedatangan Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung. Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan pasien Covid-19 sembuh kembali bertambah 581 orang, sehingga total yang sembuh menjadi 37.522 jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan pasien Covid-19 sembuh kembali bertambah 581 orang, sehingga total yang sembuh menjadi 37.522 jiwa.

"Dengan adanya penambahan pasien sembuh ini, maka orang positif Covid-19 yang masih menjalani isolasi berkurang menjadi 5.093 orang," kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Sabtu (21/8).

Ia menjelaskan berdasarkan data terbaru, 581 pasien sembuh dari Covid-19 tersebut tersebar di Kota Pangkalpinang 89, Kabupaten Bangka 103, Bangka Tengah 21, Bangka Selatan 140, Bangka Barat 81, Belitung 101 dan Belitung Timur 46 orang.

Sementara itu, jumlah kasus positif Covid-19 bertambah 440 orang tersebar di Kota Pangkalpinang 130, Bangka 48, Bangka Tengah 57, Bangka Selatan 52, Bangka Barat 33, Belitung 60 dan Belitung Timur 60 orang.

"Hari ini sebanyak 16 orang pasien Covid-19 meninggal dengan sebaran di Pangkalpinang 5, Bangka 2, Bangka Selatan 3, Bangka Barat 3, Bangka Tengah 2 dan Belitung 1 orang pasien," katanya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Babel Andi Budi Prayitno mengatakan penularan dan kematian pasien Covid-19 masih tinggi, karena meningkatnya mobilitas dan kegiatan yang menimbulkan kerumunan di tempat-tempat keramaian dan fasilitas publik, karena melalaikan protokol kesehatan.

Selain itu, pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (luring) di lembaga pendidikan/sekolah juga perlu mendapat perhatian serius para pihak pemegang otoritas dan pengambil kebijakan. Demikian juga dengan kegiatan atau acara yang menimbulkan kerumunan orang banyak seperti pesta atau resepsi pernikahan.

"Ketidakdisiplinan warga dinyatakan positif Covid-19 yang menjalani swaisolasi atau karantina mandiri di rumahnya, serta tidak berjalan efektifnya Posko Covid-19 di tingkat RT/RW, desa,kelurahan dan kecamatan menjadi faktor penambahan kasus Covid-19 ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement