Sabtu 21 Aug 2021 17:11 WIB

New Normal, Singapura Buat Program Percontohan Isoman

Program percontohan isolasi mandiri untuk pasien gelaja ringan dilakukan di rumah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Virus Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Singapura akan memulai program percontohan isolasi mandiri (isoman) di rumah untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan. Program dimulai 30 Agustus, sebagai bagian dari perubahan bertahap adaptasi dengan virus tersebut.

Orang-orang yang memenuhi syarat untuk skema isolasi rumah ini adalah mereka yang memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali. Mereka dapat diisolasi dari anggota keluarga lainnya, menurut Kementerian Kesehatan (MOH), dilansir Straits Times, Kamis (19/8).

Baca Juga

Namun, pasien dan anggota rumah harus memenuhi persyaratan ketat tertentu. Misalnya, setiap orang di rumah sudah divaksinasi lengkap dan tidak boleh termasuk dalam kelompok rentan, seperti wanita hamil, orang tua, atau orang yang kekebalannya terganggu. Ini sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan praktik terbaik negara maju lainnya.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung menggambarkan projek percontohan ini sebagai "langkah penting" dalam perjalanan Singapura menuju hidup berdampingan dengan Covid-19 sebagai penyakit endemik.

Dia mencatat bahwa Singapura saat ini memiliki dua lapisan perawatan pemulihan Covid-19. Pertama adalah yakni rumah sakit (merawat 35 persen kasus) dan fasilitas perawatan komunitas.

Pada saat yang sama, lebih dari 98 persen orang yang terinfeksi yang divaksinasi lengkap menunjukkan gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali. Pertimbangan ini dinilai cukup masuk akal untuk menambahkan lapisan ketiga yang memungkinkan orang untuk pulih di rumah.

“Ini bukan konsep baru. Negara-negara seperti Australia, Kanada, Inggris... telah melakukannya dan cukup berhasil. Kami telah jauh lebih berhati-hati, tetapi sekarang sebagian besar orang kami telah divaksinasi sepenuhnya, kami juga harus mengambil langkah ke arah ini,” katanya.

Pengumuman itu muncul ketika jumlah kasus harian Covid-19 terus menurun dengan meyakinkan, setelah pihak berwenang memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada interaksi sosial bulan lalu.

Ini berarti Singapura dapat melanjutkan rencana yang akan membuat lebih banyak orang kembali bekerja atau berkumpul di acara, mal, dan atraksi. Tidak ada perubahan pada batas makan di gerai makanan dan minuman, yaitu harus mereka yang divaksinasi lengkap. Terlepas dari status vaksinasi, persyaratan untuk makan di pusat jajanan dan kedai kopi tetap berlaku.

Sungapura mencatat rata-rata 63 kasus baru sehari dalam sepekan  terakhir. Terkait isoman, Depkes mengatakan semua anggota rumah akan ditempatkan di karantina rumah selama pasien diisolasi.

Mereka akan dilacak melalui pemantauan elektronik dan pemeriksaan pengawasan, serta harus melakukan tes cepat antigen setiap hari untuk mendeteksi potensi infeksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement