REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ribuan warga Afghanistan bertahan dan bermalam di bandara Kabul, Afghanistan selama berhari-hari. Mereka cemas menunggu kesempatan untuk meninggalkan negara itu setelah Taliban mengambil alih Kabul.
Para warga Afghanistan tersebut telah menanti di bandara selama lima hari. Persediaan makanan, air, dan kebutuhan penting lainnya menjadi langka. Warga yang terdiri dari pria, wanita, anak-anak, dan lansia semakin putus asa. Mereka menyebut penantian ini sangat menyiksa.
"Tidak ada air atau makanan di sini, tidak ada apa-apa kecuali banyak masalah. Yang saya miliki hanyalah paspor dan dokumen identitas saya, tidak ada yang lain," kata seorang pria Afghanistan yang telah berada di bandara selama tiga hari, dilansir, Middle East Monitor, Ahad (22/8).
Dari belakang barikade yang didirikan di Bandara Internasional Hamid Karzai, warga Afghanistan yang memiliki paspor dan izin terbang dibolehkan memasuki gerbang yang dikendalikan oleh pasukan militer asing. Hal ini membawa mereka selangkah lebih dekat menuju perjalanan yang mereka harapkan.
Sebagian besar warga Afghanistan yang berada di bandara tidak memiliki tujuan. Mereka hanya ingin keluar dari Afghanistan, dan tidak mau hidup di bawah pemerintahan Taliban untuk kedua kalinya. "Saya hanya ingin keluar dari sini, tidak masalah ke mana saya pergi," ujar seorang warga Afghanistan yang berbicara dengan syarat anonim.
Sejak Taliban menduduki ibu kota Kabul, warga Afghanistan bergegas pergi ke bandara untuk meninggalkan negara mereka. Selain itu, sebagian besar warga mengantre di ATM untuk menarik semua uang tabungan mereka.
Baca juga : Indonesia Evakuasi WNI dari Afghanistan Secara Hati-Hati
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, banyak sekutu NATO siap menampung warga Afghanistan di negara mereka baik tinggal secara sementara atau pun permanen.
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan secara virtual soal Afghanistan bersama menteri negara-negara anggota NATO, Stoltenberg mengatakan, banyak sekutu telah memberikan tawaran untuk menjadi tuan rumah bagi warga Afghanistan di negara mereka. “Jadi, jika kita mengeluarkan mereka, ada banyak sekutu NATO yang akan menerima baik sementara atau sebagai pemukim permanen di negara-negara NATO,” ujar Stoltenberg.
Banyak sekutu juga telah mengirim pesawat ke kawasan itu, menerbangkan dan mengeluarkan orang-orang dari bandara. Stoltenberg mengatakan bahwa Turki telah bertanggung jawab atas Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai selama bertahun-tahun dan masih memainkan peran kunci di sana. "Saya secara khusus ingin berterima kasih kepada Turki, Amerika Serikat (AS), dan Inggris atas peran vital mereka dalam memastikan keamanan bandara Kabul," kata Stoltenberg.