Bantuan Warga Terdampak di Surabaya Tersalurkan 46 Persen
Red: Bilal Ramadhan
Petugas Satpol PP membawa paket bantuan sembako untuk dibagikan kepada warga di salah satu kampung di kawasan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/8/2021). Forkopimda Kota Surabaya menyalurkan 10.000 paket bantuan sembako yang merupakan hasil gotong royong warga Surabaya kepada penerima bantuan untuk meringankan beban ekonomi mereka di masa pandemi COVID-19. | Foto: Antara/Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bantuan untuk warga terdampak pandemi Covid-19 di Kota Surabaya, Jatim, pada 2021 baru tersalurkan sekitar 46 persen dari 262.900 keluarga penerima manfaat (KPM).
"Sisanya 53,90 persen dalam proses penyaluran," kata Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Ahad (22/8).
Jika dilihat dari jumlah kelurahan, lanjut dia, dari 154 kelurahan di Surabaya, sekitar 71 kelurahan sudah tersalurkan bantuan dan 83 kelurahan masih dalam proses penyaluran.
Menurut Khusnul, bantuan tersebut berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui program Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Mengenai pelibatan lurah, camat dan tokoh masyarakat dalam distribusi bantuan tambahan 10 kilogram beras/KPM dari Bulog yang juga menggandeng DNR Corporation (DNR Logistik), Khusnul berharap tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes).
"Jangan sampai niat bagus memberikan bantuan, tapi justru membahayakan karena tidak taat prokes. Akhirnya menciptakan kluster baru Covid-19. Siapapun yang memberikan bantuan kepada masyarakat harus memperhatikan prokes," ujarnya.
Surabaya, lanjutnya, saat ini sudah masuk zona oranye. Untuk menurunkan zona ini, Pemkot Surabaya bersama TNI, Polri dan semua pihak telah bekerja keras siang dan malam.
Untuk itu, kata dia, semua pihak menjaga tren penurunan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya. "Kami berharap bulan depan, Surabaya masuk zona kuning. Semua itu bisa tercapai jika saling menjaga, mengingatkan dan menerapkan prokes yang ketat," katanya.