REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Nabi Muhammad yang memiliki arti terpuji nyatanya kerap diabdikan dan dicantumkan di dalam kitab-kitab suci agama di dunia. Nama Nabi SAW terdapat di agama yang menganut ajaran Brahmaisme, Majusi, dan agama-agama samawi lainnya, seperti Yahudi dan Nasrani.
Pakar ilmu tafsir Indonesia Prof Quraish Shihab dalam buku berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan nama Nabi Muhammad telah banyak diperkenalkan di dalam kitab-kitab suci agama tersebut. Dengan demikian, tidak heran jika sebagian orang tua telah menamakan anak-anak mereka dengan Muhammad karena menerima informasi dari Ahlul Kitab atau selain mereka tentang bakal lahirnya seorang tokoh bernama Muhammad/Yang terpuji.
Dengan demikian, tidak mustahil juga hal itu diketahui oleh mereka yang mengharapkan dari keturunannya lahir seorang tokoh. Apalagi Aminah yang memang sejak semula telah mendapat indikator tentang janin yang dikandungnya.
Atas dasar uraian di atas, menurut Prof Quraish Shihab, sangat mungkin dan paling tidak dari segi pandangan psikologi bahwa kepercayaan Aminah tentang masa depan yang menanti janin yang dikandungnya telah menjadikannya ‘mendengar’ suara-suara yang memerintahkannya untuk menamai anak yang dikandungnya dengan nama Muhammad.
Bahkan kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah pernah dibenarkan oleh Nabi Isa AS. Hal itu pun terekam dan diabadikan dengan baik di dalam Alquran maupun sejalan dengan informasi dalam Injil Yohanes XIV: 15-16. Di mana dinyatakan bahwa Isa Al-Masih berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertaimu selama-lamanya,”.
Di dalam Alquran, Allah SWT berfirman dalam Surah As-Shaf ayat 6 berbunyi: “Wa idz qaala-bnu Maryama yaa Bani Israila inna Rasulullahi ilaikum mushaddiqan limaa baina yadayya minat-tauraati wa mubassyira birasulin ya’ti min ba’di-smuhu ahmadu,”.
Yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad),”.
Baca juga : Tipu Daya Iblis Terhadap Ahli Hadits