REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Ahad (22/8), mengatakan, sedikitnya 20 orang tewas di dalam dan sekitar bandara Kabul dalam sepekan terakhir selama upaya evakuasi. Warga berbondong-bondong ingin ke luar setelah Taliban mengambil alih kendali ibu kota Afghanistan itu pekan lalu.
"Krisis di luar bandara Kabul adalah keadaan yang disesalkan. Fokus kami mengevakuasi semua warga negara asing sesegera mungkin," kata pejabat tersebut, yang tidak ingin disebutkan jati dirinya, kepada Reuters.
Massa di bandara terus bertambah setiap hari sejak pekan lalu. Keadaan itu menghambat operasi yang sedang dijalankan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mengevakuasi ribuan diplomat dan warga sipil mereka, juga warga Afghanistan dalam jumlah besar.
"Pasukan kami sedang mempertahankan jarak yang ketat dari daerah-daerah di luar bandara Kabul untuk mencegah bentrokan dengan Taliban," kata pejabat NATO itu.
Pengambilalihan kendali secara kilat oleh Taliban telah memicu kekhawatiran soal aksi pembalasan, juga penafsiran hukum Islam yang keras kemungkinan akan diberlakukan seperti mereka lakukan ketika berada di kursi kekuasaan dua puluh tahun lalu.