Senin 23 Aug 2021 11:36 WIB

Kekacauan dan Kematian di Bandara Kabul Masih Terus Terjadi

Masih banyak masyarakat Afghanistan yang frustasi hendak melarikan diri dari Taliban

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
 Foto selebaran yang disediakan oleh Urusan Publik Komando Pusat AS melalui DIVDS menunjukkan Marinir AS membantu keamanan di Pos Pemeriksaan Kontrol Evakuasi selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, 20 Agustus 2021.
Foto: EPA-EFE/Sersan. Victor A. Mancilla
Foto selebaran yang disediakan oleh Urusan Publik Komando Pusat AS melalui DIVDS menunjukkan Marinir AS membantu keamanan di Pos Pemeriksaan Kontrol Evakuasi selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, 20 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Ribuan orang masih berkumpul di Bandara Kabul berharap bisa keluar dari Afghanistan. Hingga Ahad (22/8) kemarin masih banyak masyarakat Afghanistan yang frustasi hendak melarikan diri dari kekuasaan Taliban.

Pada Senin (23/8), Aljazirah melaporkan seorang saksi mata mengatakan Taliban melepas tembakan ke udara dan menggunakan tongkat untuk memasak masyarakat berbaris dengan tertib di luar bandara Kabul. Sebelumnya, tentara Inggris mengatakan tujuh orang tewas saat berdesak-desakan di gerbang bandara.

Baca Juga

NATO mengatakan setidaknya sudah 20 orang tewas dalam  tujuh hari terakhir baik di dalam maupun di luar bandara. Saksi mata mengatakan beberapa ditembak dan yang lain terinjak-injak.

Saksi mata mengatakan tidak ada laporan cedera serius saat orang bersenjata memukuli warga yang sedang berdesak-desakan. Washington mengatakan saat mereka berhasil membawa banyak warga Amerika Serikat (AS) ke bandara.

Presiden AS Joe Biden mengatakan AS mempercepat evakuasi warga AS, Afghanistan yang nyawanya terancam dan warga lain dari bandara Kabul, walaupun tetap rentan terhadap ancaman yang ditimbulkan ISIS. Biden mengatakan perwira militer AS sedang mendiskusikan apakah perlu memperpanjang tenggat waktu evakuasi seluruh warga AS yang ia tetapkan pada 31 Agustus mendatang. "Kami berharap kami tidak perlu memperpanjangnya, tapi sedang dalam diskusi," katanya.

Hal itu mengindikasi Washington akan mengajak Taliban untuk berbicara. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengajak pemimpin-pemimpin negara G7 untuk 'memastikan evakuasi aman, mencegah krisis humanitarian dan membantu rakyat Afghanistan'.

AS memerintahkan enam maskapai komersial membantu evakuasi dari Afghanistan. Pentagon mengatakan mereka meminta 18 pesawat maskapai komersial dari United Airlines, American Airlines, Delta Air dan maskapai lain untuk membawa pengungsi ke tempat pemukiman smeentara di Eropa, Timur Tengah dan Asia Tengah.

Pekan lalu, Mayor Jenderal Angkatan Darat AS William Taylor mengatakan AS telah mengevakuasi 17 ribu orang termasuk 2.500 warga AS dari Kabul. Duta Besar Inggris untuk Afghanistan mengatakan pihak berwenang Inggris telah mengevakuasi 5.000 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement