Senin 23 Aug 2021 12:09 WIB

Mesir Tutup Perbatasan dengan Gaza

Perbatasan Mesir-Gaza akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Seorang pedagang menyiapkan teh saat seorang pria Palestina duduk di samping kopernya sebelum melintasi perbatasan Rafah dengan Mesir, Jalur Gaza selatan, Minggu, 6 Juni 2021.
Foto: AP/Felipe Dana
Seorang pedagang menyiapkan teh saat seorang pria Palestina duduk di samping kopernya sebelum melintasi perbatasan Rafah dengan Mesir, Jalur Gaza selatan, Minggu, 6 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan Mesir berencana menutup Rafah yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Iyad al-Bozom mengumumkan langkah itu tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Ia tidak mengungkapkan alasan yang mendorong perbatasan tersebut ditutup. "Pihak berwenang Mesir memberitahu kami besok, Senin (23/8) perbatasan Rafah akan ditutup dua arah," kata al-Bozom, seperti dikutip Middle East Eye, Ahad (22/8) kemarin.

Baca Juga

Pasukan keamanan Mesir mengkonfirmasi rencana tersebut dengan mengatakan perbatasan akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut. Sumber di Mesir juga gagal memberikan detail mengenai mengapa langkah ini diambil.

Pada bulan Mei lalu, Mesir memerintahkan akan perbatasan Rafah dibuka agar warga Gaza yang terluka dalam serangan Israel di eskalasi 11 hari dapat dirawat di rumah sakit Mesir. Perbatasan itu juga untuk menyalurkan bantuan ke wilayah yang diblokade tersebut.

Serangan Israel dalam pertempuran 11 hari menewaskan 250 orang warga Palestina termasuk 63 anak-anak. Kehancuran yang disebabkan serangan itu mendorong Mesir berjanji membangun kembali Gaza dengan bantuan senilai 500 juta dolar AS.

Mesir yang menjadi penengah dalam gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Tapi hampir tiga bulan kemudian sekitar dua juta orang yang tinggal di Gaza masih mengalami pembatasan yang diberlakukan Israel sehingga proses rekonstruksi di daerah yang hancur hampir tidak mungkin dilakukan.

Pada Sabtu (21/8) lalu, Israel melepaskan serangan udara ke Jalur Gaza setelah seorang tentara Israel terluka parah di perbatasan Israel-Gaza. Pasukan Israel melukai lebih dari 40 orang Palestina, sebagian besar dengan peluru tajam.

Ketegangan pekan ini dimulai pada awal pekan lalu ketika Hamas menembakan roket dari Gaza ke arah Israel. Tampaknya respon pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap empat orang Palestina di Tepi Barat pada beberapa jam sebelumnya.

Keesokan harinya pihak berwenang Mesir menghubungi Israel dan pemimpin Hamas. Kairo mencoba mencegah bentrokan baru.

Surat kabar Arab yang bermarkas di London, Al-Araby Al-Jadeed melaporkan Mesir mengundang pejabat Israel dalam 'rapat mendadak' di Kairo'. Sementara, pihak berwenang yang sama juga meminta faksi Gaza tetap tenang, berjanji akan menekan Israel untuk memenuhi janji mereka. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement