REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara berkelanjutan berkontribusi dalam membangun dan membentuk ekosistem bisnis pertanian di Tanah Air. Hal ini sebagai daya dorong untuk menggerakkan bisnis pangan di dalam negeri.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan, sektor pertanian yang ikut terdampak pandemi Covid-19 juga mengalami gejolak karena rantai penyokong pangan juga ikut terdampak akibat penurunan daya beli. Akan tetapi, resiliensi sektor ini begitu kuat sehingga mampu tetap tumbuh secara positif berkat dorongan dunia perbankan.
Amam menambahkan, bisnis pertanian dan pangan merupakan sektor yang akan terus bergerak sekalipun menghadapi berbagai tantangan seperti pandemi. "Sebab sektor ini menyangkut kebutuhan utama manusia," kata Amam dalam keterangan resmi seperti dikutip Senin (23/8).
BRI fokus dalam mendampingi sektor pertanian dan pangan melalui penyesuaian dengan kondisi yang berlaku. Maka demikian, kata Amam, dalam kondisi yang berubah, BRI akan terus beradaptasi dan bertransformasi untuk memberikan layanan kepada para petani dan pelaku usaha mikro.
"Ke depannya, karena perubahan-perubahan itu juga BRI akan fokus mengembangkan sektor pertanian ini dalam bentuk ekosistem usaha," ungkap Amam.
Baik berdasarkan komoditasnya, atau berdasarkan wilayahnya, yang kita sebut dengan klaster usaha. Misalnya, pengembangan ekosistem klaster padi, tebu, dan sebagainya.
Pembentukan ekosistem usaha yang kuat dan mapan dapat mendorong pengembangan komoditas pertanian yang memiliki nilai jual tinggi di pasar dunia. Dengan begitu, nantinya petani-petani Indonesia selain bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri juga mampu menembus pasar internasional.