REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tangan yang digunakan untuk istinja (membersihkan dua lubang qubul dan dubur) tidak selalu dianggap kotor. Bahkan tangan tersebut bisa dianggap suci apabila tidak ada bekas kotoran, baik dari warna dan baunya.
Namun, tetap disarankan mencucinya setelah membersihkan diri, bisa dengan tanah atau sabun untuk menghilangkan kotoran lainnya. Maimunah r.a. meriwayatkan tentang perilaku Nabi Muhammad saat melakukan istinja. Dia mengatakan, “Kemudian ia mengenakan tanah dengan tangannya dan menggosoknya dengan sangat keras.”
Terkait hal ini, Imam An-Nawawi juga menjelaskan beberapa hal terkait istinja. Dilansir Islamweb, Senin (23/8), dia mengatakan hadits ini menunjukkan orang yang bersuci atau beristinja dengan air, setelah selesai disarankan mencuci tangannya dengan tanah atau tanaman yang menghasilkan sesuatu seperti sabun atau menggosoknya dengan air tanah atau ke dinding untuk menghilangkan kotoran darinya.
Al-Kharshi 'ala Mukhtasar Khaleel dari mazhab Maliki mengatakan disarankan juga mencuci tangan setelah istinja dengan tanah atau pasir atau sejenisnya yang bisa menghilangkan bau kotoran. Imam Al-Ghazali dalam bukunya Jalan Orang Bijak mengatakan jangan kencing dalam keadaan terpaksa.