Senin 23 Aug 2021 15:48 WIB

Setahun, Edelweiss Hospital Layani 1.000 Pasien Covid-19

Di Jawa Barat masih kekurangan sekitar 25 rumah sakit.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Setahun, Edelweiss Hospital Layani 1.000 Pasien Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Istimewa
Setahun, Edelweiss Hospital Layani 1.000 Pasien Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia menyebabkan kolapsnya Rumah Sakit dan Tenaga Kesehatan karena tidak mampu menampung jumlah pasien yang terpapar. Hadir di tengah pandemi pada 14 Agustus 2020 menjadi tantangan tersendiri bagi Edelweiss Hospital.

Menurut Direktur Edelweiss Hospital, Budi Setiawan Djamhoer, untuk menangani pasien covid yang terus meningkat Edelweiss Hospital menyediakan 2 Instalasi Gawat Darurat (IGD). Satu IGD diperuntukan khusus bagi pasien Covid-19 dan yang lainnya untuk pasien yang non Covid-19. 

"Kini Edelweiss Hospital selama satu tahun keberadaannya telah melayani lebih dari 1.000 pasien Covid-19," ujar Budi dalam siaran persnya, Senin (23/8).

Edelweiss Hospital sendiri, memperingati hari jadinya yang ke satu secara virtual yang dihadiri oleh berbagai mitra seperti Bank BJB yang diwakili oleh Dadan Yonanda selaku Divisi Human Capital BJB, Feri Perdana selaku perwakilan dari (Yayasan Kesehatan) Telkom dan Syauqi Robbani selaku Direktur Utama PT Dawa Daya Kahuripan. 

Budi Setiawan pun, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung keberadaan Edelweiss Hospital dalam satu tahun terakhir. 

"Di satu tahun pertama ini kami telah membersamai masyarakat dengan memberikan pelayanan. Kami memulai rumah sakit ini di tengah pandemi, kami menyadari ini bukan suatu keputusan yang mudah karena hadir di suasana yang penuh dengan ketidakpastian," katanya.

Menurut Budi, pihaknya pun merasakan begitu banyaknya dukungan dan kepercayaan dari semua pihak. "Alhamdulillah Allah memberikan kemudahan sehingga kita bisa berkontribusi membantu pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Budi. 

Budi mengatakan, di satu tahun pendirian Edelweiss Hospital masih terdapat kekurangan. Sehingga perlu adanya dukungan dan kolaborasi di semua pihak, baik itu dari pemerintah ataupun swasta. 

Sementara menurut Syauqi Robbani selaku Direktur Utama PT Dawa Daya Kahuripan, Edelweiss Hospital hadir untuk mengambi peran berkontribusi melayani kesehatan masyarakat. Menurut hasil diskusinya bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Jawa Barat masih kekurangan sekitar 25 rumah sakit, sehingga ruang untuk melayani kesehatan kepada masyarakat masih sangat luas. 

"Tim kami di Edelweiss Hospital bisa bekerja dengan optimal karena adanya dukungan dari rekan-rekan sekalian yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, mulai dari pemerintah, perbankan, mitra asuransi, farmasi, dan masyarakat," katanya.

Dalam industri rumah sakit, kata dia, yang pertama dan utama adalah pelayanan atau social enterprise, bagaimana kita melakukan bisnis yang suistainable, berkelanjutan, tapi memiliki nilai-nilai sosial yang memberikan kebermanfaatan yang lebih luas bagi masyarakat.

Di satu tahun pendiriannya, kata dia, Edelweiss Hospital akan berusaha meningkatkan pelayanannya. Sehingga bisa meningkatkan kepercayaan dari masyarakat dan terbuka untuk melakukan kolaborasi dari berbagai pihak. 

Edelweiss Hospital juga berkomitmen untuk selalu hadir memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, seperti layanan ibu dan anak, diabetic center, bedah minimum invasif, dan berbagai layanan lainnya. Dengan fasilitas yang terbaik, Edelweiss Hospital memberikan kemudahan untuk kehidupan masyarakat yang lebih sehat. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement