Senin 23 Aug 2021 18:28 WIB

Bamusi Sebut Ada yang ‘Goreng’ Ceramah Sejuk Gus Baha

Ceramah Gus Baha digoreng untuk memecah belah kaum nasionalis dan santri.

Ketua Umum DPP PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Umum PP Bamusi, KH Nasyirul Falah Amru, saat bertemu dengan KH Maemun Zubaer, sebelum berangkat haji 2019 (Foto ilustrasi)
Foto: istimewa/doc pri
Ketua Umum DPP PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Umum PP Bamusi, KH Nasyirul Falah Amru, saat bertemu dengan KH Maemun Zubaer, sebelum berangkat haji 2019 (Foto ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Organisasi sayap PDI Perjuangan, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi),  menyebut ada pihak yang sengaja "menggoreng" ceramah KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha). Tujuannya untuk membenturkan kaum nasionalis dan kaum santri.

"Ceramah Gus Baha secara terang benderang mengungkap proses perjuangan mulai dari Budi Utomo. Embrio dari bangsa Indonesia, yang kemudian kemerdekaannya diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan kristalisasi dari perjuangan yang berkesinambungan," kata Sekretaris Umum PP Bamusi, KH Nasyirul Falah Amru atau yang akrab disapa Gus Falah, dalam siaran persnya, Senin (23/8).

Gus Falah mengungkapkan, ceramah Gus Baha secara komprehensif mengulas sejarah perjuangan mulai sejak 1908 (Budo Utomo), kemudian HOS Tjokroaminoto, hingga Bung Karno dan para kiai kala itu.

Hal yang disampaikan oleh Gus Baha soal peran perjuangan para kiai dan tokoh Islam, menurut Gus Falah, juga selalu digelorakan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Hj Megawati Soekarnoputri serta tokoh PDI Perjuangan lainnya. Bahkan, lanjut dia, Bamusi PDI Perjuangan mendapatkan penugasan khusus untuk menyampaikan sejarah dalam berbagai sosialisasi dan pendidikan politik mengenai perjuangan para kiai bersama Bung Karno dan pejuang lainnya.

"Maka atas jasa dan peran para kiai, PDI Perjuangan berada di garda terdepan dalam usulan dan memperjuangkan ditetapkannya Hari Santri Nasional, yang itu tak lepas dari Resolusi Jihad hasil istikharoh para kiai kala itu dalam rangka perjuangan melawan penjajahan," ungkap anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Sejarah Bung Karno yang merupakan santri dari HOS Tjokroaminoto dan juga kebiasaan Bung Karno berkonsultasi kepada KH Hasim Asy'ari , kata dia, perlu dijadikan teladan bagi generasi saat ini. Sehingga terbangun kesadaran bahwa bangsa ini berdiri dan dibangun dari kebersamaan.

Hal lain yang juga perlu diketahui publik sebagai sejarah, menurut Gus Falah, adalah bagaimana komitmen perjuangan Bung Karno pada dunia Islam. Seperti perannya dalam menemukan makam perawi hadits Imam Bukhari, difungsikannya kembali Masjid Biru di Rusia, mencegah penutupan kampus Al-Azhar Kairo, serta mengirimkan Pohon Mindi untuk ditanam di Padang Arafah yang kini dikenal dengan sebutan Pohon Soekarno.

"Bung Karno juga menunjukkan konsistensinya dalam mendukung Kemerdekaan Palestina serta membantu perjuangan Kemerdekaan Aljazair,” papar Gus Falah.

Karena itu, Gus Falah mengajak publik untuk tidak mudah disulut dan terprovikasi politik adu domba  dengan "menggoreng" ceramah Gus Baha, yang dikutip secara tidak lengkap dengan kepentingan untuk mendistorsi sejarah.

"Gus Baha adalah ulama yang ceramahnya sangat teduh, seperti juga guru beliau, almarhum KH Maemun Zubaer. Ceramahnya selalu dibanggakan oleh Ibu Hj Megawati dan PDI Perjuangan karena merupakan ulama pemersatu umat," terang Gus Falah.

Hubungan dan kebersamaan kaum nasionalis dan santri itulah, lanjut Gus Falah, yang sekarang secara konsisten dilanjutkan oleh PDI Perjuangan. Seperti saat Pilkada Jawa Tengah 2018, Ibu Hj Megawati secara khusus berkonsultasi dengan Mbah Moen untuk berkenan merestui putranya, KH Taj Yasin Maemun dicalonkan bersama Ganjar Pranowo.

"Mbah Moen dan Ibu Hj Megawati juga ada pertemuan khusus beberapa hari sebelum Mbah Moen berangkat haji ke Tanah Suci, 2019 lalu," beber Gus Falah.

Dengan dekatnya hubungan PDI Perjuangan serta Ibu Hj Megawati bersama para kiai dan kaum santri, Gus Falah berharap publik bisa jernih dalam menyikapi adanya upaya politik adu domba dan provokasi, yang memanfaatkan penggalan atau potongan ceramah Gus Baha.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement