REPUBLIKA.CO.ID, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan pada 3 Juli 2021, ternyata sangat efektif untuk mengendalikan kasus penyebaran Covid 19 di Jabar. Hal itu, salah satu indikatornya bisa terlihat pada Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) terus menurun sejak
Awalnya, BOR di Jabar menyentuh angka 90,91 persen pada 2 Juli 2021 lalu. Namun, setelah PPKM diberlakukan BOR di Jabar turun sekitar 29 persen bahkan menyentuh 26 persen.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penurunan BOR tidak lepas dari upaya semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, rumah sakit, TNI, Polri, sampai masyarakat, dalam memperkuat fasyankes selama PPKM.
Menurut Ridwan Kamil, rendahnya BOR karena penanganan Covid-19 yang intens disertai dengan percepatan dan perluasan vaksinasi Covid-19. Saat ini, penyuntikan vaksin Covid-19 di Jabar mencapai 200 ribu dosis per hari.
"Berita baiknya hari ini Jabar sudah 200 ribu vaksinasi per hari. Tertinggi se-Indonesia," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Menurut Emil, pihaknya akan terus meningkatkan cakupan penyuntikan vaksin COVID-19 hingga 400.000 dosis per hari. Hal itu dilakukan agar target pembentukan kekebalan komunal atau herd immunity pada akhir 2021 dapat terealisasi.
"Target kami 400 ribu per hari agar Desember beres dengan catatan jatah vaksin untuk kami 15 juta per bulan bisa dipenuhi oleh Kemenkes," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi penurunan BOR di Jabar ini. "Terima kasih Pak Gubernur memang angka-angka di Jabar ini saya lihat spektakuler membaik terus, terutama BOR-nya," kata Luhut.
Sejak PPKM diterapkan, menurut Luhut, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 maupun kasus aktif terus menurun. "Saya kira kondisi di Jawa-Bali terus mengalami perbaikan, kasus terkonfirmasi turun 76 persen dan kasus aktif turun 53 persen dari puncaknya. Namun kita harus tetap waspada," katanya.
Dalam rakor virtual yang dihadiri gubernur se-Jawa-Bali tersebut, Luhut meminta daerah untuk memaksimalkan perawatan pasien Covid-19 di tempat isolasi terpusat (isoter) agar lebih tertangani. Ia menyebut apabila 75 persen pasien isoman bisa dipindahkan ke isoter maka kasus akan bisa lebih terkendali.
"Kalau 75 persen isoman bisa dipindahkan ke isoter itu sudah pasti bisa mengendalikan, untuk itu saya minta ini jadi perhatian semua agar isoter dilakukan secara masif," katanya.
Sementara menurut Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar Setiawan Wangsaatmaja, angka BOR di Jabar saat ini sebesar 26,60 persen. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak PPKM diterapkan.
“BOR kali ini merupakan titik terendah sejak PPKM diterapkan,” kata Setiawan.
Meski BOR terus menurun, kata Setiawan, ketersediaan oksigen tetap perlu dijaga. Sebab, sampai saat ini masih ada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit ataupun menjalani isolasi mandiri (isoman).
“Masyarakat yang masih dirawat di rumah sakit angkanya mencapai 4.493 orang, yang tinggal di pusat isolasi saat ini 5.008 orang, dan juga di pusat isolasi desa kelurahan 3.800 orang, dan solasi mandiri di rumah-rumah ada 43 ribu orang," paparnya.
Oleh karena itu, Setiawan mengatakan bahwa keberadaan Posko Oksigen Jabar atau Poskibar masih dibutuhkan. “Posko-posko oksigen masih diperlukan, ini untuk bersiap-siap apabila memang ada masyarakat yang membutuhkan,” katanya.
“Intinya bahwa apa yang telah terkumpul ketika kami membentuk posko oksigen dengan status 19 Agustus 2021 sampai saat ini sudah megumpulkan sekitar 388 ton per hari, kalau kita bandingkan dengan pasien yang dirawat RS posisi saat ini kita surplus,” imbuhnya.
Setiawan melaporkan, kasus aktif di Jabar saat ini berada di angka 52 ribu. Sedangkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat yakni 90,28 persen. Sedangkan angka kematian sebesar 1,78 persen.
“Kasus aktif adalah persentase antara kasus aktif harian dibagi dengan kasus terkonfirmasi, Alhamdulillah terus menurun,” katanya.