REPUBLIKA.CO.ID, DALIAN -- Robot industri China mulai bersaing di pasar dengan harga yang 30 persen lebih murah dibandingkan buatan Jepang dan Eropa. Meski demikian, robot-robot ini masih memiliki beberapa hal yang harus ditingkatkan dalam hal teknologi.
Setelah bertahun-tahun dikalahkan oleh Fanuc Jepang, pemain Swiss ABB dan pembuat mesin robot lainnya, produsen robot industri China melakukan serangan dengan meningkatkan kapasitas untuk mengoptimalkan pangsa pasar domestik. Pemerintah China menetapkan penetrasi harus meningkat dari 30 persen menjadi 50 persen.
Nanjing Estun Automation yang merupakan salah satu pemain top China di pasar domestik adalah salah satunya. "Estun sedang membangun lokasi baru yang akan mempercepat pertumbuhan industri robot," kata seorang pejabat di Foshan, dilansir Nikkei Asia, Senin (23/8).
Foshan adalah sebuah kota di Provinsi Guangdong dekat Hong Kong. Pejabat kota tersebut mengatakan sebidang tanah sudah dijual kepada perusahaan tersebut. Wilayah tersebut dijadwalkan akan beroperasi pada 2024 dan diharapkan berfungsi ganda sebagai pabrik dan pusat penelitian dan pengembangan.
Estun kemungkinan akan memanfaatkan teknologi laser dan sensor dari perusahaan Jerman, Carl Cloos Schweisstechnik yang sudah lama didirikan Estun yang diakuisisi tahun lalu dengan nilai sekitar 200 juta euro atau 234 juta dolar AS. Perusahaan diharapkan dapat mengerjakan robot pengelasan presisi tinggi di sana.
Estun juga berencana untuk membuka lokasi produksi dan riset lainnya yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2023. Untuk membiayai kegiatan ini, perusahaan memenangkan persetujuan pemegang saham bulan lalu untuk mengumpulkan sekitar 800 juta yuan atau 123 juta dolar AS melalui penerbitan saham baru.