Senin 23 Aug 2021 20:55 WIB

Surya Paloh Dorong Adanya Supervisi Demokrasi Indonesia

Ketua Umum Nasdem menilai demokrasi Indonesia saat ini justru ke arah liberal.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, mengaku was-was dan tidak percaya diri dengan demokrasi Indonesia saat ini yang justru ke arah liberal. Ia pun mendorong pemerintah melakukan supervisi terhadap demokrasi yang ada saat ini.

"Demokrasi yang kita seperti miliki saat ini kalau tidak disupervisi, dalam hal ini khususnya yang mempunyai otoritas penyelenggara negara ini, saya pikir kita lebih banyak mendapatkan hal-hal lebih mudharat dibandingkan dengan azas manfaat. Ini dalam pandangan saya sebagai Ketua Umum Nasdem," ujarnya dalam pidato kebangsaan perayaan 50 tahun Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Senin (23/8).

Baca Juga

Ia mengajak berbagai pihak untuk bertanya, sudah sejauh mana demokrasi mengantarkan Indonesia mencapai cita-citanya. Sudah sampai sejauh mana demokrasi Indonesia dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

"Paling penting bahan perenungan yang ada saat ini, bagian yang mana kita sudah mencapai 76 tahun kemerdekaan, dengan model dan sistem demokrasi. Pertanyaannya, mampukah kita mempertahankan kehidupan kebangsaan kita sebagaimana yang diharapkan pendiri bangsa," kata Surya Paloh.

Saat ini ia melihat, banyak pihak yang mengkhawatirkan indeks demokrasi Indonesia yang semakin menurun. Sebab menurutnya, demokrasi saat ini tak sesuai dengan nilai pluralisme bangsa yang justru menguatkan politik identitas dan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Menurutnya, demokrasi adalah alat untuk mengantarkan Indonesia mencapai tujuannya. Bukan menjadi tujuan utama agar Indonesia dipandang negara lain sebagai bangsa yang memiliki indeks demokrasi yang tinggi.

"Bagi saya dan bagi Nasdem, demokrasi bukanlah tujuan, tidak ada urusan dengan demokrasi. Sebagai suatu yang dikatakan tujuan bagi kehidupan kita, demokrasi adalah suatu alat, tools, equipment, satu sistem yang kita sepakati untuk menghantarkan tujuan kita," ujar Surya.

Demokrasi justru menimbulkan kepincangan karena masyarakat yang mengelu-elukannya selalu menagih haknya, tetapi lupa dengan kewajibannya. Hal tersebut kemudian menimbulkan demokrasi liberal yang memiliki implikasi langsung kepada kehidupan berbangsa.

Kebebasan, tegas Surya, bukanlah merupakan sesuatu yang ablosut. Dalam pelaksanaannya, perlu tanggung jawab dan edukasi agar demokrasi menjadi alat yang dapat mengantarkan Indonesia mencapai tujuan yang dicita-citakan.

"Negeri ini masih memerlukan satu proses pengedeukasian, proses pendidikan agar bangun kesadaran masyarakat kita bisa bangkit. Hingga timbulnya, paling tidak at least semakin mendekati keseimbangan antara hak-hak yang mereka miliki dengan kewajiban kewajiban mereka sertakan," ujar Surya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement