REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bani Israil telah banyak menyaksikan kekuasaan Allah SWT lewat para Nabi yang diutus Allah. Mereka juga telah banyak diberi nikmat oleh Allah, namun mereka tetap ingkar kepada Allah.
Sehubungan dengan itu, Bani Israil yakni Yahudi di Madinah di zaman Rasulullah SAW mendapatkan teguran lagi dari Allah dalam Surah Al-Baqarah Ayat 211.
سَلْ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ كَمْ اٰتَيْنٰهُمْ مِّنْ اٰيَةٍ ۢ بَيِّنَةٍ ۗ وَمَنْ يُّبَدِّلْ نِعْمَةَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُ فَاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Tanyakanlah kepada Bani Israil, berapa banyak bukti nyata yang telah Kami berikan kepada mereka. Barangsiapa menukar nikmat Allah setelah (nikmat itu) datang kepadanya, maka sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS Al-Baqarah: 211)
Dalam penjelasan Tafsir Ringkas Kementerian Agama maksud ayat ini adalah tanyakanlah kepada Bani Israil, yakni Yahudi Madinah, berapa banyak bukti nyata yang telah Kami berikan kepada mereka. Banyak sekali nikmat yang Allah berikan kepada nenek moyang mereka, seperti terbelahnya lautan, terangkatnya bukit Tur di atas kepala mereka, dan diturunkannya manna dan salwa.
Barang siapa menukar nikmat Allah, yakni mengingkari nikmat atau petunjuk Allah dan menukarnya dengan kekufuran, setelah nikmat itu datang kepadanya, maka sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
Dijelaskan Tafsir Kementerian Agama, Bani Israil telah rusak karena pengaruh keduniaan, sehingga tidak sedikit dosa yang telah mereka lakukan dan tidak sedikit pula nikmat Allah yang telah diingkarinya.
Karena itu, Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah SWT menanyakan kepada mereka berapa banyak sudah ayat-ayat dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah diperlihatkan kepada mereka? Pertanyaan ini bukan untuk dijawab tetapi sebagai peringatan untuk dapat diinsafi dan disadari, agar mereka taat kepada Allah dan meninggalkan perbuatan jahat.
Allah telah memperlihatkan kepada mereka mukjizat-mukjizat yang terjadi pada Nabi-nabi mereka yang menunjukkan kebenaran ajaran-ajaran yang dibawanya itu, seperti tongkat Nabi Musa ketika dipukulkan kepada batu lalu memancarlah dua belas mata air, dan awan yang menaungi mereka pada waktu panas ketika berjalan di padang pasir, makanan yang berupa manna dan salwa, dan sebagainya. Tetapi mereka tetap saja keras kepala dan tidak ada tanda-tanda sedikit pun bahwa mereka akan sadar dan insaf.
Oleh karena itu, Allah memberikan satu peringatan keras, yaitu barang siapa yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran sesudah nikmat itu datang kepadanya dan mengganti ayat-ayat-Nya, Allah akan membalas mereka dengan azab yang keras dan pedih terutama di hari kemudian dengan menjebloskan mereka ke dalam neraka Jahanam.
Allah berfirman, "Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahanam, mereka masuk ke dalamnya, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman." (QS Ibrahim: 28-29).