Selasa 24 Aug 2021 10:22 WIB

Eri: Naik Turunnya Covid-19 Surabaya Akibat Wilayah Sekitar

Wali Kota Surabaya sebut naik turunnya kasus Covid-19 dipengaruhi aglomerasi

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Eri Cahyadi menyatakan naik turunnya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dipengaruhi perkembangan kasus yang ada wilayah aglomerasi di antaranya Kabupaten Sidoarjo dan Gresik.
Foto: Dok Pemkot Surabaya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Eri Cahyadi menyatakan naik turunnya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dipengaruhi perkembangan kasus yang ada wilayah aglomerasi di antaranya Kabupaten Sidoarjo dan Gresik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan naik turunnya kasus Covid-19 di Kota Pahlawan, Jawa Timur, dipengaruhi perkembangan kasus yang ada wilayah aglomerasi di antaranya Kabupaten Sidoarjo dan Gresik.

"Artinya, kasus di kabupaten sekitar dapat berimplikasi terhadap meningkatnya Covid-19 di Surabaya," kata Wali Kota Eri di Surabaya, Selasa (24/8).

Menurut Eri, berdasarkan hasil evaluasi PPKM yang dilakukannya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), saat ini kasus COVID-19 di Kota Pahlawan sudah turun. Namun ia juga menyadari hal ini tentu dapat dipengaruhi terhadap kasus di wilayah aglomerasi.

"Semua sudah kami lakukan evaluasi dan sekarang memang Surabaya kalau ngomong (bicara) zona sudah turun (dari merah ke oranye)," ujarnya.

Selain itu, Wali Kota Eri juga menjelaskan, bahwa pemerintah pusat telah memberikan kebijakan relaksasi usaha secara bertahap, salah satunya adalah memperbolehkan pusat perbelanjaan atau mal beroperasi dengan kapasitas 50 persen. 

Ini sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru Nomor 34 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, 3 dan 2."Ketika masih level 4 tapi sudah mulai 50 persen dibuka semua. Sehingga tujuannya meskipun sudah menurun, tapi pembukaan dilakukan secara bertahap," katanya.

Menurut dia, pembukaan sektor usaha secara bertahap dilakukan untuk menghindari euforia masyarakat yang dapat menyebabkan meningkatnya kembali kasus Covid-19. Langkah tersebut dinilainya agar masyarakat tetap menjaga kehati-hatian karena masih di tengah pandemi."Karena itu pusat melakukan (pembukaan) secara bertahap, dari 25 persen ke 50 persen, nanti 75 persen. Sehingga tidak euforia, tapi masih mengingat bahwa kita masih dalam masa pandemi dan masih dalam tahap kehati-hatian," ujarnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement