REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi enam meter di perairan Indonesia beberapa hari ke depan, tepatnya pada 24-26 Agustus 2021.
"Gelombang yang sangat tinggi mencapai empat sampai enam meter berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Enggano-Lampung, Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten, Nusa Tenggara Barat, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa-Nusa Tenggara Barat," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa (24/8).
BMKG memantau pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, Samudra Hindia barat Lampung-selatan Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru bagian timur," kata Eko.
Kondisi tersebut juga mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan. Di antaranya, perairan timur Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu dan Selat Sumba bagian barat, serta perairan Pulau Sawu.
Baca juga : Studi: Kena Covid-19 Parah, Antibodi Penyintas Lebih Kuat
Kemudian, perairan Kupang-Pulau Rotte, Selat Ombai, Samudra Hindia selatan Pulau Sawu-Pulau Rotte, Laut Natuna utara, perairan Kepulauan Anambas-Natuna, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan selatan Kalimantan Selatan, serta perairan Kota Baru bagian timur.
Berikutnya, Laut Bali, Selat Sumbawa bagian utara, Selat Makassar bagian selatan, Laut Banda, perairan timur Kepulauan Wakatobi, perairan Manui-Kendari bagian timur, perairan selatan Pulau Buru, perairan selatan Kepulauan Semata-Leti-Babar, perairan selatan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru.
Selain itu, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia lainnya. Di antaranya, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Enggano-Bengkulu, Samudra Hindia barat Aceh-Mentawai, serta Selat Sunda bagian barat dan selatan.
Juga, di perairan selatan Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Sumba, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru. Menurut Eko, potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi, seperti perahu (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter) dan kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Baca juga : Menkes Sampaikan Skenario Hidup Berdampingan Bersama Pandemi
Juga, untuk kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m).
"Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi dimohon agar selalu waspada," ujar Eko.