Selasa 24 Aug 2021 11:46 WIB

Sri Mulyani Ungkap Dampak Delta ke 144 Negara

Varian delta memicu koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (9/7). Pemerintah menyebut penyebaran kasus Covid-19 varian delta memicu koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana deretan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (9/7). Pemerintah menyebut penyebaran kasus Covid-19 varian delta memicu koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut penyebaran kasus Covid-19 varian delta memicu koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara. Adapun sejumlah negara tertekan akibat varian ini antara lain Brasil, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Meksiko.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyebaran jenis varian delta tak mampu dihindari negara-negara maju. “Kita akan lihat dampak delta yang menyebar ke 144 negara. Outlook ekonomi berbagai negara kemudian berubah, menurun pada 2021 terlihat Brasil, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Meksiko,” ujarnya saat konferensi pers bersama Bank Indonesia secara virtual, Selasa (24/8).

Baca Juga

Sri Mulyani memberi sinyal agar Indonesia harus mempersiapkan diri dari berbagai varian ini pada masa mendatang. Pemerintah bersiap melalui skenario berdampingan dengan endemi.

“Semua siapkan vaksinasi hingga muncul herd immunity dan prokes di Indonesia dengan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) dan implementasikan 3T (testing, tracing, dan treatment) yang butuh biaya besar,” ungkapnya.

Sri Mulyani menyebut vaksinasi menjadi jalan utama untuk meningkatkan herd immunity. Maka itu, lanjut Sri Mulyani, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Menurut dia, APBN menjadi instrumen utama yang diandalkan dan tetap diprioritaskan sektor kesehatan dan perlindungan sosial pada tahun ini dan 2022.

“Kita antisipasi sama seperti 2021, menurut ahli berbagai muncul varian masih mungkin terjadi, jadi kita tetap harus waspada. Kita melihat beban APBN baik kesehatan dan perlinsos jadi sangat besar, ini kita lakukan bersamaan kita melakukan konsolidasi APBN," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement