Pemkot Magelang Data Anak Yatim Piatu karena Covid-19
Red: Esthi Maharani
Anak yatim piatu | Foto: Republika/Agung Supriyanto
REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, melakukan pendataan anak-anak yatim piatu dan yatim karena orang tuanya meninggal dunia tertular Covid-19. Data tersebut akan dijadikan acuan pemberian program bantuan kepada mereka.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang Khudoifah menyebutkan bahwa hingga 13 Agustus 2021 tercatat 64 anak-anak di daerah itu menjadi yatim piatu dan yatim.
Jumlah itu terbagi per kecamatan, yakni Magelang Utara 22 anak, Magelang Tengah 26 anak, dan Magelang Selatan 16 anak. Pendataan terhadap mereka, termasuk nomor telepon pengasuh dan alamat secara lengkap. Ia mengatakan mereka akan mendapatkan bantuan dari Pemkot Magelang.
"Kami akan mengusulkan ada tambahan anggaran untuk kebutuhan makanan, kebutuhan tambahan pengasuhan pada balita, kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan lain-lain bagi anak-anak yang terdampak Covid-19," kata dia, Selasa (24/8).
Hingga saat ini, Pemkot Magelang juga masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat terkait dengan penanganan terhadap anak-anak yang terdampak Covid-19, terutama karena menjadi yatim piatu, dan yatim.
"Kami masih menunggu petunjuk dari pusat (pemerintah pusat)," katanya.
Ia menjelaskan bahwa instansinya juga akan berkoordinasi dengan lembaga kemasyarakatan, forum anak, dan pemangku kepentingan lainnya, untuk program inisiasi pemulihan psikososial terpadu bagi anak-anak yang orang tuanya meninggal dunia karena pandemi virus corona baru itu.
"Untuk pendampingan sudah kami rencanakan. Namun, kita harus melihat situasi dan kondisi, karena saat ini belum boleh. Nanti kalau sudah diperbolehkan kita akan jalin kerja sama dengan forum lainnya, untuk trauma healing(penyembuhan dari trauma)," ucapnya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan pemerintah akan membuat program dan bantuan bagi anak-anak yang menjadi yatim atau yatim piatu karena orang tua meninggal dunia tertular COVID-19.Saat ini Dinas Sosial dan DP4KB mulai melakukan pendataan terhadap anak-anak tersebut.
"Tetapi kita harus menunggu petunjuk dari pemerintah pusat. Nantinya program ini akan diwujudkan dalam bentuk apa. Misalnya, bisa beasiswa, bantuan tunai, dan lainnya. Untuk sementara kita data dulu saja," katanya.
Ia memastikan bahwa pemerintah terus berupaya serius mengatasi masalah sosial, seperti anak-anak yang orang tuanya meninggal dunia karena virus itu. Anak-anak yang menjadi yatim piatu atau yatim itu turut menjadi tanggung jawab pemerintah.
"Semuanya pasti kita pikirkan. Kita tidak ingin, anak-anak ini jadi putus sekolah, tidak produktif, dan gagal meraih cita-cita. Sebisa mungkin pemerintah akan membantu mereka, namun setelah petunjuk teknis dari pusat turun," ujarnya.