Vandalisme Kritik Pemerintah Ditemukan di Solo
Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang pengendara melintasi Jalan Kusumoyudan, kampung Pringgading, Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/8). Di ruas jalan tersebut ditemukan tulisan vandalisme yang mengkritik pemerintah. | Foto: Republika/binti sholikah
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Aksi vandalisme terkait kritik terhadap pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 terjadi di Kota Solo. Aksi corat-coret tersebut ditemukan di ruas Jalan Kusumoyudan, kampung Pringgading, Solo, Jawa Tengah.
Di ruas Jalan Kusumoyudan itu terdapat sejumlah tulisan pada tembok, bahkan di pintu salah satu toko. Tulisan-tulisan tersebut antara lain, Pray for PKL, Indonesiaku Lagi Sakit, Negaraku Minus Nurani #RIP Pemerintah, serta 2021 Perang Tanpa Musuh.
Salah satu karyawan toko yang menjadi korban vandalisme, Dwi Setiawan, mengatakan, tulisan tersebut sudah ada sejak dua bulan terakhir. Dia mengaku tidak mengetahui pelakunya lantaran aksi dilakukan malam hari. "Tulisannya ada sejak PPKM sebelum Lebaran. Yang corat-corer siapa, saya tidak tahu, soalnya malam-malam. Ini toko tempat kerja saya juga dicoret," kata Dwi kepada wartawan, Selasa (24/8).
Menanggapi aksi vandalisme tersebut, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan tidak mempermasalahkan. Terkait tulisan Indonesiaku Lagi Sakit, Gibran berujar bakal menyembuhkan. "Ya nanti kami tertibkan. Ya tidak apa-apa nanti kami sembuhkan," ujar Gibran kepada wartawan, Selasa.
Gibran menyatakan, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membantu masyarakat miskin, termasuk rentan miskin yang terdampak pandemi Covid-19. Ada jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan rentan miskin.
"Itu siapa yang bikin vandalisme silakan ketemu saya kalau ada hal-hal yang misalnya dikeluhkan. Kalau di Solo orang sakit semuanya kami jamin bisa berobat, anak-anak kami jamin semuanya bisa sekolah," imbuh putra sulung Presiden RI, Joko Widodo tersebut.
Gibran juga mengaku tidak akan mencari pelaku aksi vandalisme tersebut lantaran memang buka tugas kepala daerah. Namun, Pemkot bakal segera menghapus tulisan tersebut agar tidak mengganggu kenyamanan warga. "Dibersihkan sajalah. Kan siapa pelakunya juga tidak tahu," ujarnya.