Selasa 24 Aug 2021 15:18 WIB

Masih Dilarang, Sejumlah Sekolah di Solo Nekat Gelar PTM

Sekolah yang kedapatan PTM dilakukan tes usap sebelum dibolehkan pulang.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus raharjo
Petugas kesehatan melakukan swab test (tes usap) antigen kepada siswa yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Perguruan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2021). Selain penegakan aturan dari Pemkot Solo terkait belum bolehnya pelaksanaan PTM, tes tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 di lingkungan sekolah.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Petugas kesehatan melakukan swab test (tes usap) antigen kepada siswa yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Perguruan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Solo, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2021). Selain penegakan aturan dari Pemkot Solo terkait belum bolehnya pelaksanaan PTM, tes tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 di lingkungan sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Sejumlah sekolah di Kota Solo diketahui nekat menghadirkan siswanya ke sekolah. Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo masih belum mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) lantaran masih diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati, mengakui adanya laporan dari masyarakat terkait sekolah yang menghadirkan siswa ke sekolah. Dinas Pendidikan langsung mengingatkan kepada kepala sekolah untuk menghentikan kegiatan tersebut.

"Kemarin TK ada satu, SD ada, tidak banyak. Mohon maaf, semua swasta. Ya saya minta kepala sekolah untuk menghentikan," kata Etty kepada wartawan, Selasa (24/8).

Dia menegaskan, sampai saat ini kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah belum diperbolehkan. Dia meminta kepada semua sekolah untuk menaati aturan tersebut. "PTM belum boleh. Nunggu sampai kira-kira level 3. Kami minta sekolah menaati aturan," ujar Etty.

Salah satu sekolah yang menghadirkan siswa yakni SMP Al Irsyad yang berlokasi di Jalan Kapten Mulyadi, Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon. Sekolah tersebut menghadirkan 50 siswa untuk mengecek hafalan Alquran pada Selasa (24/8).

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dan Kepala Dinas Pendidikan langsung mendatangi lokasi. Gibran meminta agar seluruh siswa dan guru di-swab sebelum diperbolehkan pulang.

Etty menyatakan sudah mengecek kegiatan di SMP Al Irsyad hanya untuk hafalan. "Tapi memang cukup banyak anak. Bukan PTM, hanya hafalan, hari ini saja. Kan siswanya 130 orang, ini tadi 50 anak," ucap Etty.

Dinas Pendidikan Kota Solo langsung meminta kepala sekolah untuk menghentikan kegiatan dan meminta para siswa untuk pulang setelah dilakukan swab antigen. Menurutnya, kejadian tersebut termasuk pelanggaran karena tidak ada koordinasi maupun konsultask kepada Dinas Pendidikan. Dia menyebut, Kepala Bidang SMP Disdik Solo sebelumnya sudah mendapat laporan terkait rencana menghadirkan siswa di SMP Al Irsyad.

Kepala sekolah sudah diingatkan kemarin dan sudah dibatalkan, ternyata hari ini masih ada anak ke sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SMP Al Irsyad, Arif Budi Santoso, mengaku telah menghentikan kegiatan para siswa di sekolah tersebut. Setelah tes swab antigen, para siswa diminta untuk pulang.

"Hanya satu hari ini untuk mengecek hafalan Alquran, selama pandemi baru kali ini. Sebelumnya pembelajaran secara daring," terang Arif.

Dia menyebut, 50 siswa yang masuk tersebut terdiri dari kelas VII dan VIII. Dia mengakui belum melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan. Arif mengakui, sebagian besar orang tua murid memang mendesak untuk segera digelar PTM. Namun, lantaran aturan belum membolehkan, maka sekolah memberikan pengertian kepada orang tua murid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement