Selasa 24 Aug 2021 15:57 WIB

Kemenkes Belum Mau Impor Vaksin Buatan India, Ini Alasannya

Pemerintah India menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 berbasis DNA.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Mas Alamil Huda
Perusahaan farmasi India Zydus Cadila mengembangkan vaksin Covid-19 ZyCoV-D.
Foto: Zydus Cadila
Perusahaan farmasi India Zydus Cadila mengembangkan vaksin Covid-19 ZyCoV-D.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah India pada Jumat (20/8) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 berbasis DNA buatan negaranya. Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan, sampai saat ini Indonesia masih menggunakan tujuh jenis vaksin Covid-19, sesuai keputusan menteri kesehatan (KMK).

"Sesuai dengan KMK, kami akan menggunakan tujuh jenis vaksin. Tujuh jenis vaksin ini yang digunakan dalam program vaksinasi Covid-19, baik vaksinasi gotong royong atau program pemerintah," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi, Selasa (24/8).

Seperti diketahui dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/ Menkes/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19, ada tujuh merk vaksin yang digunakan di Indonesia. Pertama vaksin Sinovac, kedua vaksin PT Bio Farma, ketiga vaksin Novavax, keempat vaksin Oxford-AstraZeneca, kelima vaksin Pfizer-BioNTech, enam vaksin Moderna, dan terakhir Vaksin Sinopharm.

Nadia menjelaskan, Kemenkes memiliki pertimbangan dalam memilih tujuh jenis vaksin. Pertama menyangkut ketersediaan dan komitmen produsen vaksin. Ia menjelaskan, tujuh produsen vaksin tersebut berkomitmen dalam pemenuhan kebutuhan dosis vaksin di Indonesia. "Kebutuhan vaksin di Indonesia bisa didapatkan dari tujuh jenis vaksin yang ada," ujarnya.

Pertimbangan kedua, Nadia melanjutkan, tujuh jenis vaksin sudah menyelesaikan uji klinis tahap ketiga. Bahkan, dia menambahkan, tujuh jenis vaksin sudah diakui organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) dan telah mendapatkan emergency use listing yang artinya secara kualitas, keamanannya, sudah diakui secara global. 

"Jadi, saat ini Kemenkes memandang tidak perlu mendatangkan vaksin DNA dari India karena 426 juta dosis sudah dipenuhi dari tujuh jenis vaksin yang kami sudah tetapkan," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah India pada Jumat (20/8) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 berbasis DNA asli buatan negaranya. Ini merupakan yang pertama di dunia, menurut pernyataan resmi Kementerian Sains dan Teknologi India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement