REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Ekspor pertanian di Provinsi Sulawesi Barat pada 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1,48 persen. Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar mengatakan, berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi di Sulbar pada triwulan kedua tahun 2021, tumbuh sebesar 5,44 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020.
Pada acara Focus Group Discussion (FGD) akselerasi eskpor komoditas pertanian Sulbar yang berlangsung di Tribun Gedung Merah Putih Kompleks Gubernur Sulbar, Selasa (24/8), Ali mengatakan, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar, pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. "Khusus sektor pertanian pertumbuhan berada pada angka 1,48 persen," tambahnya.
Gambaran itu menurut Ali Baal Masdar, menunjukkan sektor pertanian berperan sangat penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Di Sulbar selama masa pandemi Covid-19. "Apalagi, daerah kita sebagian besar penduduk sebagai petani atau pengusaha yang bergerak di sektor pertanian," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur mengajak stakeholder atau para pemangku kepentingan di daerah itu untuk bersinergi meningkatkan ekspor komoditas pertanian di daerah itu. "Saya mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan para pemangku kepentingan di daerah ini agar dapat bersinergi dalam meningkatkan ekspor komoditas pertanian Sulbar," kata Ali Baal Masdar.
Gubernur menyampaikan bahwa Provinsi Sulbar memiliki sumber daya alam (SDA) yang cukup potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Selain sawit, Provinsi Sulbar lanjut Ali Baal Masdar juga memiliki sejumlah komoditas pertanian yang cukup potensial untuk dieskpor seperti kakao, kopra, briket batok kelapa, rumput laut termasuk pengembangan tanaman Porang.
"Kita jangan konsentrasi pada satu komoditas saja seperti kelapa sawit, tetapi kita harus mengembangkan seluruh potensi yang ada di Sulbar agar dapat menjadi peluang ekspor," urainya.
"Karena itulah, program Kementerian Pertanian melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor sangat tepat. Program tersebut diharapkan menjadi gerakan sistematis dan menyeluruh yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani juga berkontribusi pada pendapatan bagi daerah, yang akan kembali ke masyarakat juga," papar Ali Baal Masdar.
Sementara, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ir Bambang menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung langkah yang diambil Pemerintah Provinsi Sulbar dalam pengembangan hasil pertanian bernilai ekspor tersebut. Ia juga menyampaikan, pada periode Januari hingga Agustus 2021, tercatat lebih dari Rp 2 triliun ekspor dari Subar dan kontribusi terbesar itu berasal dari kelapa sawit.
Sehingga Kementerian Pertanian tambahnya, mendorong Pemerintah Provinsi Sulbar dan para pemangku kepentingan di daerah itu untuk bersinergi dalam meningkatkan ekspor sejumlah komoditas unggulan di daerah itu. "FGD ini menjadi sangat strategis menyemangati pejabat yang ada di Sulbar, berkolaborasi bersama pihak swasta dan perbankan untuk mengakselerasi percepatan dan peningkatan ekspor, komoditas pertanian Sulbar," kata Bambang.
Kegiatan yang dihadiri para kepala OPD lingkup Sekretariat Provinsi Sulbar dan sejumlah instansi vertikal, para kepala cabang perbankan serta sejumlah eksportir itu, juga dihadiri secara virtual Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ir Bambang.