Rabu 25 Aug 2021 01:55 WIB

Wapres AS: China Lakukan Intimidasi untuk Dukung Klaim LCS

Harris menyinggung keprihatinan AS mengenai klaim China di LCS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden AS Kamala Harris
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta
Wakil Presiden AS Kamala Harris

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menuduh Beijing menggunakan intimidasi dan koersi untuk mendukung klaim mereka di Laut China Selatan (LCS). Tuduhan itu menjadi pernyataan Harris yang paling tajam tentang China selama kunjungannya ke Asia Tenggara.

Kunjungan tujuh hari Harris ke Singapura dan Vietnam bertujuan untuk menghadapi menguatnya pengaruh keamanan dan ekonomi China di kawasan. Dalam perjalanan internasional, keduanya itu Harris menyinggung keprihatinan AS mengenai klaim Beijing di LCS.

Baca Juga

Ia juga hendak menunjukkan Washington dapat memimpin kawasan. Dalam pidatonya di Singapura, Harris memaparkan visi AS untuk membangun kawasan berdasarkan hak asasi manusia dan ketertiban berdasarkan hukum internasional.

Harris mengatakan AS telah mengajukan diri sebagai tuan rumah pertemuan kelompok perdagangan Asia-Pasifik APEC pada 2023. AS, China dan Rusia juga anggota kelompok beranggotakan 23 negara itu.

Mengalihkan perhatian dan sumber daya ke Asia telah menjadi fokus pemerintah Presiden Joe Biden setelah selama bertahun-tahun kebijakan luar negeri AS lebih banyak berpusat di Timur Tengah. Pemerintah AS menyebut persaingan dengan China 'sebagai ujian geopolitik terbesar' pada abad ini. Sejumlah pejabat tinggi AS sudah berkunjung ke Asia Tenggara termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

"Kami tahu Beijing terus melakukan koersi, untuk mengintimidasi dan mengklaim sebagian besar di Laut China Selatan," kata Harris dalam pidatonya, Selasa (24/8).

"Putusan pengadilan arbitrase telah menolak klaim-klaim tersebut dan aksi Beijing terus merusak ketertiban berdasarkan peraturan dan mengancam kedaulatan banyak negara," ujarnya.

China menolak putusan tersebut dan mempertahankan klaimnya di sebagian besar wilayah yang dikenal Sembilan Garis Putus-putus. Perairan yang juga diklaim Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

China mendirikan pos militer di pulau artifisial yang mereka buat di di LCS. Perairan tersebut jalur penting perkapalan dunia dan kaya sumber daya akan gas alam dan sumber daya laut.

Angkatan Laut AS rutin menggelar operasi yang disebut 'freedom of navigation' melalui LCS. China mengatakan langkah tersebut tidak membantu mempromosikan perdamaian dan stabilitas.

Di atas kapal tempur USS Tulsa yang berlabuh di pangkalan Changi Naval, Senin (23/8) Harris mengatakan pada pelaut AS 'sebagian besar sejarah abad ke-21 yang akan tertulis di kawasan' Asia Tenggara dan tugas mereka mempertahannya sangat penting.  

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement