Rabu 25 Aug 2021 04:59 WIB

Produksi Riset Indonesia Harus Capai Standar Internasional

BRIN akan memfasilitasi para periset untuk menghasilkan produk riset standar global

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Peneliti melakukan formulasi Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Tekad Mandiri Citra dan Pakar Biomedika Indonesia menciptakan dan memproduksi Rapid Test CePAD Antigen guna mendeteksi keberadaan virus dalam penanganan COVID-19 atau penyakit infeksi lainnya
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Peneliti melakukan formulasi Rapid Test CePAD Antigen di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/5/2020). Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Tekad Mandiri Citra dan Pakar Biomedika Indonesia menciptakan dan memproduksi Rapid Test CePAD Antigen guna mendeteksi keberadaan virus dalam penanganan COVID-19 atau penyakit infeksi lainnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyampaikan pentingnya produk riset dan inovasi Indonesia mencapai standar global. Ia mengatakan selain bermanfaat untuk menjawab kebutuhan masyarakat, penelitian juga untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di mata dunia.

"Keberhasilan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia bukan hanya dibuktikan dengan produk-produk hasil riset yang sesuai dengan kebutuhan rakyat Indonesia, tapi juga mencapai standar global," kata Handoko, dalam keterangannya, Selasa (24/8).

Lebih lanjut ia menjelaskan, BRIN akan mendukung dan memfasilitasi para periset untuk menghasilkan produk riset dan inovasi yang mencapai standar global yang dicita-citakan. Handoko mengatakan, dunia riset yang maju merupakan bagian dari reputasi bangsa di mata dunia."BRIN fokus mendukung ekonomi berkelanjutan yang berbasis digital, hijau dan biru, karena Indonesia memiliki daya saing lokal cukup banyak dan memiliki potensi sumber daya yang melimpah," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan, dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43, BPPT akan terus berkomitmen menghasilkan inovasi teknologi untuk Indonesia sesuai amanat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019 mengenai Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek).

Hammam menjelaskan UU Sisnas Iptek merupakan sebuah dukungan kepada seluruh kelembagaan IPTEK di Indonesia. Sebab, untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa ini berdiri, IPTEK di tempatkan sebagai landasan ilmiah pembangunan.

Selanjutnya Hammam menjelaskan fokus utama BPPT pada tahun 2021. BPPT akan memfokuskan untuk peningkatan kemandirian dan daya saing bangsa pada 8 (delapan) fokus bidang teknologi, yakni kebencanaan, kemaritiman, kesehatan dan pangan, pertahanan dan keamanan, rekayasa keteknikan, transportasi, energi, dan teknologi informasi.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement