REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Inggris mengumumkan bahwa pihaknya telah mengevakuasi lebih dari 7.000 orang dari Afghansitan hingga Senin (23/8). Negara tersebut juga mengatakan, bahwa proses evakuasi ini akan tetap berjalan selama situasi keamanan yang masih stabil.
Inggris mengatakan, bahwa tidak ada tanggal pasti yang ditetapkan untuk akhir bagi penerbangan untuk proses evakuasi. "7.109 orang telah dievakuasi dari Afghanistan di bawah Operasi PITTING, yang dimulai pada Jumat 13 Agustus. Lebih dari 1.000 personel Angkatan Bersenjata Inggris dikerahkan di Kabul," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/8) malam waktu setempat.
Mereka yang dievakuasi termasuk staf kedutaan, warga negara Inggris, mereka yang memenuhi syarat di bawah program Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan, serta sejumlah warga negara dari negara-negara mitra. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden pada Senin (23/8) sepakat untuk bekerja sama memastikan semua orang yang memenuhi syarat untuk meninggalkan Afghanistan dapat melakukannya, termasuk setelah fase evakuasi awal berakhir.
Taliban merebut kekuasaan Afghansitan pada awal bulan ini dari pemerintah yang didukung AS. Kekacauan ini membuat ribuan orang melarikan diri dan berpotensi menggembar-gemborkan kembalinya kekuasaan militan dan otokratis dua dekade lalu.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan pada akhir pekan bahwa Inggris harus beralih ke Rusia dan Cina untuk menerapkan pengaruh moderat atas Taliban. Ini terjadi meskipun ada ketidakpercayaan antara Inggris dan pemerintah tersebut.