Jateng dan 4 Provinsi Ini Harus Berupaya Turunkan Kematian
Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. | Foto: Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah (pemda) yang masih mengalami kenaikan kasus kematian yang tinggi agar segera melakukan perbaikan. Khususnya, pemda di Provinsi Jawa Tengah, Lampung, Gorontalo, Bali, dan Bengkulu.
Satgas menyebutkan lima provinsi tersebut mencatat kenaikan tertinggi di minggu ini, yaitu Jawa Tengah naik 0,32 persen, Lampung dan Gorontalo naik 0,3 persen, Bali naik 0,24 persen, serta Bengkulu naik 0,17 persen. Menurut Wiku, meskipun telah berhasil menurunkan kasus aktif dan meningkatkan kesembuhan, daerah-daerah tersebut masih perlu berupaya lebih keras untuk menurunkan kematian.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah dapat memahami data Covid-19 di wilayahnya untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi. Pemda juga diimbau untuk terus melakukan sinkronisasi dengan kementerian dan lembaga terkait apabila masih terdapat perbedaan data antara pusat dengan daerah.
“Sinkronisasi data kematian yang menjadi navigasi penanganan Covid-19 dapat lebih akurat sehingga kebijakan yang dihasilkan menjadi lebih tepat sasaran,” kata dia saat konferensi pers, Selasa (24/8).
Pemda juga diminta memperkuat posko di tingkat desa atau kelurahan agar dapat menangani warga yang terkena Covid-19 sedini mungkin. “Memastikan isolasi dilakukan di tempat isolasi terpusat, serta mengkonversi tempat tidur di rumah sakit rujukan di daerahnya apabila belum melakukan konversi. Dan terus melakukan pengawasan ketat prokes agar penularan di tengah masyarakat dapat ditekan semaksimal mungkin,” ucap dia.
Masalah kematian
Secara umum, satgas mencatat, kenaikan kasus kematian bahkan terjadi di 33 provinsi di Indonesia sedangkan penurunan kasus kematian hanya terjadi di satu provinsi saja yakni Kalimantan Tengah. “Kalimantan Tengah turun 0,03 persen dari 2,91 persen di minggu lalu menjadi 2,88 persen di minggu ini,” kata Wiku.
Kondisi ini membuat kematian masih menjadi permasalahan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Bahkan, kasus kematian di Indonesia saat ini tercatat masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara di dunia lainnya.
Persentase kematian di Indonesia saat ini tercatat sebesar 3,2 persen, sedangkan di dunia sebesar 2,09 persen.“Masih tingginya penambahan kematian di Indonesia menyebabkan saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-9 kematian kumulatif tertinggi di dunia,” ujar Wiku.
Satgas mencatat, per 22 Agustus, jumlah kematian mingguan di Indonesia telah mencapai sebesar 8.784 kasus atau masih lebih dari 1.000 kematian per minggunya. Kabar baiknya, persentase kasus kesembuhan di Indonesia saat ini tercatat sedikit lebih tinggi dibandingkan dunia, yakni 89,5 persen, sedangkan di dunia sebesar 89,47 persen.
Tidak biasa
Di sisi lain, Wiku mengatakan, catatan angka kematian dan kesembuhan ini sebenarnya menunjukkan keadaan yang tidak biasa. Biasanya, jika kesembuhan mengalami kenaikan, maka kasus kematian akan mengalami penurunan.
“Sebaliknya jika kesembuhan turun maka kematian naik. Namun, yang saat ini terjadi adalah kedua indikator mengalami kenaikan,” kata Wiku.
Menurut Wiku, kenaikan kematian yang bersamaan dengan kenaikan kesembuhan ini dapat terjadi karena penguatan di fasilitas kesehatan dan isolasi terpusat tidak diimbangi dengan pemanfaatannya secara maksimal. “Bisa jadi masih ada warga yang terinfeksi Covid-19 yang tidak ditangani dengan cepat atau masih melakukan isolasi mandiri di rumah dalam keadaan yang tidak memadai,” jelasnya.
Sementara itu, Wiku mengapresiasi lima provinsi yang berhasil menyumbangkan penurunan kasus aktif tertinggi dan serta peningkatan kesembuhan tertinggi. Penurunan kasus aktif paling besar terjadi di DIY yaitu turun 6,75 persen.
Kemudian Kalimantan Barat turun 6,18 persen, Gorontalo turun 5,78 persen, Sulawesi Tengah turun 5,64 persen, dan Papua Barat turun 5,39 persen. Sedangkan untuk angka kesembuhan, kenaikan paling tinggi terjadi di DIY naik 6,69 persen, Kalimantan Barat naik 6,06 persen, Papua Barat naik 5,54 persen, Sulawesi Tengah naik 5,52 persen, Gorontalo naik 5,48 persen, dan NTT naik 5,37 persen.
“Adanya perkembangan yang baik pada indikator kasus aktif dan kesembuhan ini adalah kabar baik yang perlu untuk terus dipertahankan,” jelasnya.