REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP) DIY dan Poktan Tani Rukun memanen benih bawang merah varietas lokananta (biji ke umbi). Panenan dilakukan pada lahan seluas 3.000 meter persegi di Karang Kalasan, Tirtomartani, Kapanewon Kalasan.
Koordinator Program dan Evaluasi BPTP DIY, Ahmad Yunan Arifin mengatakan, agenda ini sebagai usaha inisiasi perbenihan bawang merah asal biji di Kabupaten Sleman. Selain itu, demi mendukung penyediaan benih bawang merah bermutu sepanjang tahun.
Pengembangan benih bawang merah asal biji memiliki beberapa kelebihan. Antara lain penanaman terbebas penyakit yang membawa benih (seed borne disease), tidak ada masa dormansi bibit dan lebih unggul baik produktivitas maupun fisiologis.
"Keunggulan lain yaitu kebutuhan benih per hektar lebih sedikit, sehingga dapat mengurangi kebutuhan biaya untuk pembelian benih sumber, masa simpan lebih lama, distribusi dan penyimpanan lebih mudah dibanding benih umbi," kata Yunan, Rabu (25/8).
Ketua Poktan Tani Rukun, Janu Riyanto menjelaskan, mereka telah menanam sekitar 75.000 benih. Penanaman benih ini diharapkan menjadi benih sumber yang akan diturunkan dan ditanam lagi untuk menjadi benih bawang merah sembada.
Apalagi, bawang merah saat ini menjadi salah satu tanaman hortikultura unggulan, namun masih banyak benih yang didatangkan dari luar dan belum adaptif. Maka itu, ia mengaku sangat ingin Kabupaten Sleman menghasilkan benih bawang merah sendiri.
"Dengan harga yang lebih terjangkau dan berkualitas serta cocok dengan kondisi Sleman," ujar Janu.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengaku, bangga kepada petani yang berhasil melakukan panen raya benih bawang merah tersebut. Ia melihat, inovasi budidaya bawang merah dengan biji ini bisa menekan biaya produksi yang dihabiskan petani.
Untuk itu, dia berharap, apa yang dilakukan Tani Rukun Karang ini dapat menjadi inspirasi dan ditiru petani bawang merah lain yang ada di Sleman. Apalagi, seiring perkembangan zaman petani hari ini memang sudah harus mengubah paradigma yang lama.
Sebab, Danang mengingatkan, zaman dulu petani-petani berpikir sangat sederhana dalam menanam bawang merah hanya untuk berbuah bawang merah. Sedangkan, saat ini paradigma itu harus diubah dengan menanam bawang merah harus berbuah uang.
"Artinya, petani harus berpikir produktif dalam bercocok tanam, selektif memilih jenis pertanian yang prospek cerah seperti bawang merah varietas lokananta dan unggul agar dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat," kata Danang.