REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Isra, mengatakan Isra mengapresiasi dan mengaku bangga kepada peserta yang berpartisipasi dalam rangkaian SAF yang digelar 24-25 Agustus 2021.
“Melihat geliat silek tradisi Minangkabau sebagai salah satu jati diri, maka kebanggaan dan seni bela diri merupakan sebuah upaya masyarakat dalam membangkitkan budaya lokal,” kata Isra, Rabu (25/8).
Isra menjelaskan, pengetahuan dan ekosistem silek bagian dari akar kebudayaan di Minangkabau. Menurut dia, silek sangat penting dibangkitkan kembali di tengah masyarakat.
Isra menyebut, SAF merupakan platform Indonesia yang dilaksanakan Pemprov Sumbar dan didukung Kemendikbud Ristek. Acara ini dibuat dengan konsep gotong royong dan memberdayakan ekosistem kebudayaan yaitu pemerintah, seniman, budayawan, akademisi, swasta, dan masyarakat.
Dia berharap, SAF dapat memperkuat silek sebagai warisan budaya Minangkabau, yang menjadi sumber kearifan loka,l dan nilai kehidupan masyarakat, dalam menjawab tantangan masa depan bagi generasi muda.
Di momen HUT ke-76 RI ini, dia mengajak masyarakat untuk menjadikan SAF sebagai salah satu ajang bentuk kepedulian semua pihak, terhadap warisan budaya Minangkabau. “Apalagi silal merupakan budaya yang lahir turun temurun sejak dulu hingga kini,” ucap Isra
Selain membangkitkan budaya, menurutnya SAF ini juga bagian dari upaya untuk promosi daerah di segi kultur dan budaya, yang akan berikan nilai dan kesan tersendiri terhadap masyarakat.
SAF tahun ini digelar di enam kabupaten kota di Sumbar seperti, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Payakumbuh dan terakhir di Kabupaten Pasaman Barat.