REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Barat (Polrestro Jakbar) mengakui, sempat kekurangan tenaga dokter dan relawan untuk melakukan vaksinasi selama program Vaksin Merdeka pada sekitar pertengahan Juli hingga 17 Agustus 2021. Hal itu karena banyak juga dari mereka yang terpapar Covid-19.
"Kami sempat kekurangan. Jadi, empat gerai vaksin dijaga oleh satu dokter dan beberapa relawan. Ini terjadi pada pertengahan Juli lalu," kata Kepala Polrestro Jakbar, Kombes Ady Wibowo di Jakarta, Rabu (25/8).
Bahkan, kata Ady, sempat waktu itu satu dokter mengawasi gerai vaksin secara bergantian dan berpindah tempat agar empat gerai bisa berjalan sekaligus sesuai mekanisme medis. Oleh karena itu, pelayanan di beberapa gerai vaksin sempat terhambat karena dokter harus berpindah-pindah melayani masyarakat.
Bahkan, kata Ady, satu gerai di Jakbar sempat tidak memiliki dokter sehingga proses vaksinasi warga terhambat. "Ada satu satu posko, dokter tidak hadir sehingga satu dokter itu harus bisa menangani tiga sampai empat gerai. Itulah salah kendala saat itu," kata Ady.
Bukan hanya dokter, pihaknya juga kekurangan tenaga relawan yang bertugas di setiap gerai vaksin. Beberapa dari tenaga relawan tersebut tidak bisa bekerja secara penuh di gerai vaksin. "Mereka adalah relawan-relawan yang mendarmabaktikan waktu senggangnya sehingga tidak bisa tiap hari," jelas Ady.
Baca juga : Mengapa Ulama dan Umara Disandingkan dalam Alquran?
Ady memastikan akan merekrut relawan dan berkoordinasi dengan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakbar terkait kebutuhan dokter di program vaksin massal tahap dua.
Sebelumnya, Kepala Sudinkes Jakbar, Kristi Wathini mengatakan, sebanyak 1.300 tenaga kesehatan dinyatakan sudah sembuh dari Covid-19. Tim garda terdepan tersebut terpapar saat puncak kasus Covid-19 di DKI Jakarta pada awal Juli 2021.
"Jadi, ada 1.700 yang terpapar. Alhamdulillah sekarang 1.300 sudah sembuh, jadi tinggal 200-an yang belum sembuh," kata Kristy saat ditemui di lokasi vaksinasi massal kawasan Kalideres, beberapa waktu lalu.