Rabu 25 Aug 2021 13:53 WIB

Bank Indonesia Proyeksi Inflasi Hingga 2022 Capai 4 Persen

Salah satu pemicu inflasi disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas pangan.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/6). Bank Indonesia (BI) memproyeksi tingkat inflasi 2021 sampai 2022 sebesar empat persen atau tiga persen plus minus.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/6). Bank Indonesia (BI) memproyeksi tingkat inflasi 2021 sampai 2022 sebesar empat persen atau tiga persen plus minus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi tingkat inflasi 2021 sampai 2022 sebesar empat persen atau tiga persen plus minus. Pada Juli 2021, Bank Indonesia mencatat inflasi secara nasional 1,52 persen secara year on year (yoy). 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan proyeksi inflasi sejalan permintaan dalam negeri yang masih lemah. "Secara nasional tercatat 1,52 persen yoy. Sejalan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, belum kuatnya permintaan, serta ketersediaan pasokan, kami perkirakan inflasi 2021 dan 2022 akan terjaga dalam kisaran sasaran yaitu tiga persen plus minus satu persen," ujarnya saat Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021 secara virtual, Rabu (25/8).

Baca Juga

Meskipun sudah mengeluarkan proyeksi tersebut, Perry menyebut pihaknya tetap mengantisipasi risiko kenaikan inflasi pada tahun depan.

"Risiko kenaikan inflasi pada 2022 perlu kita antisipasi sejalan dengan kenaikan permintaan domestik dan kenaikan harga komoditas dunia," ucapnya.

Perry menjelaskan salah satu pemicu inflasi disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas pangan. Oleh sebab itu, menurut dia kinerja UMKM pangan yang punya andil besar terhadap stabilitas harga pangan perlu diperkuat.

"Terjaganya stabilitas harga ini, khususnya harga pangan perlu kita jadikan momentum untuk memperkuat peran UMKM pangan. Dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan masyarakat," tutur dia. 

Adapun penguatan peran UMKM pangan dilakukan untuk mengintegrasikan bisnisnya dengan ekosistem ekonomi, mendorong adaptasi penggunaan teknologi, dan sebagainya.

"Penggunaan teknologi digital perlu terus diperluas dari hulu hingga hilir, termasuk akses pasar yang lebih luas bagi UMKM pangan. Kami (BI) berkomitmen penuh bersinergi dengan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.

Selain penguatan kinerja UMKM pangan dalam pasar domestik, Perry menyebut pihaknya juga mendorong para UMKM tersebut untuk menembus pasar ekspor, dan memperluas jangkauannya.

"Kami meyakini transformasi UMKM pangan dapat semakin meningkatkan perannya dalam mata rantai pasok lokal, nasional, maupun global melalui klasterisasi, kapasitas dan digitalisasi. Kami bersama pemerintah pusat dan daerah, serta para mitra strategis terus bersinergi mengembangkan model bisnis secara terintegrasi dari hulu hingga hilir," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement